Bantah Kim Jong-il Jadi Tahanan Rumah

pratama_adi2001

New member
Bantah Kim Jong-il Jadi Tahanan Rumah


SEOUL - Hampir tak pernah muncul di hadapan publik, pemimpin Korut Kim Jong-il dikabarkan menjadi tahanan rumah akibat perebutan kekuasaan dalam tubuh militer. Tapi, kabar yang dilansir harian Jepang Jiji Press itu langsung dibantah Korsel, negara yang berhubungan dekat dengan Korut.

"Kami tidak melihat tanda-tanda khusus yang bisa mendukung laporan tersebut," ujar seorang pejabat di Departemen Unifikasi yang menangani hubungan Korsel dengan Korut. Sedangkan sumber lain di badan intelijen Korsel menegaskan, berita yang dilansir Jiji sama sekali tidak bisa dibuktikan.

Sehari sebelumnya, Jiji yang mengutip seorang pejabat Korsel mengatakan, saat ini Kim sakit dan menjadi tahanan rumah di salah satu vila miliknya di Wonsan. Kim menjadi tahanan rumah karena di tubuh militer Korut terjadi konflik perebutan kekuasaan dari pemimpin berusia 64 tahun itu.

Sekretaris Kepala Kabinet Jepang Yasuhisa Shiozaki juga mengaku tak tahu adanya kabar seperti itu. "Kami belum pernah mendengar kabar tersebut," ujarnya. Terakhir kali kantor berita Korut KCNA, mengabarkan keberadaan Kim yang mengunjungi sebuah fasilitas nuklir pada 21 Januari lalu.(ap/afp/any)
 
aku juga berita bagus nih
Perintahkan Buru Agen Iran

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) George W. Bush, tampaknya, sedang gemar memantik kontroversi. Di saat fokus dunia terpusat padanya terkait strategi baru AS dalam Perang Iraq, Bush kembali menerbitkan kebijakan yang tak kalah kontroversial, kali ini soal Iran. Jumat lalu waktu setempat, presiden berusia 60 tahun itu mengimbau pasukan AS yang berada di Iraq lebih agresif terhadap mata-mata Iran. Bahkan, dia mengizinkan pasukannya membunuh mereka.

Kebijakan Bush itu kembali mengundang reaksi keras dari pejabat pemerintahan AS dan Iraq. Menurut mereka, seruan Bush itu justru akan memperparah konflik sektarian yang terjadi di Iraq. Namun, seperti biasa, penggagas invasi AS ke Iraq tersebut berkukuh pada keputusannya. "Cukup masuk akal jika kita berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan pihak lain yang mengancam pasukan kita, menghambat pencapaian tujuan kita, atau membunuh warga sipil yang tak berdosa," kata Bush di hadapan reporter.

Meski begitu, orang nomor satu di AS itu menyatakan kebijakan barunya tersebut tidak dimaksudkan untuk menyulut perang dengan Iran. "Hanya karena kami berusaha keras mengatasi kekacauan di Iraq dengan menekan pengaruh dari luar, sejumlah pihak menduga kami akan melanggar batas. Dugaan itu sama sekali tidak benar," kata Bush. Klarifikasi Bush itu dibenarkan Letjen David Petraeus, komandan baru pasukan AS di Iraq, kemarin. Menurut dia, AS tidak berniat memperluas area perang hingga ke Iran.

Beberapa waktu lalu, The Washington Post melaporkan adanya perintah khusus kepada pasukan AS yang berada di Iraq terkait dugaan keterlibatan mata-mata Iran dalam konflik sektarian. Saat itu, sejumlah pejabat pemerintah membenarkan laporan harian AS tersebut. Menurut mereka, Washington mengizinkan pasukan AS di Iraq membela diri dengan cara apa pun. Namun, mereka sama sekali tidak menyinggung tentang perintah khusus untuk membunuh.

Menanggapi itu, Menhan Robert Gates menilai pasukan AS memang berwenang memburu mata-mata Iran yang mendukung pemberontakan militan Iraq, terutama mereka yang membantu militan Iraq memproduksi bom rakitan (IEDS). Menurut Gates, pasukan AS wajib menunaikan tugas yang diberikan dan berhak membela diri dengan cara apa pun. "Tujuan kami adalah memusnahkan jaringan tersebut hingga ke akar-akarnya. Jika Anda berada di Iraq dan berusaha menyerang pasukan kami, Anda akan menjadi target kami," katanya.

Pengganti Donald Rumsfeld itu optimistis, campur tangan Iran dalam konflik sektarian akan bisa diselesaikan di Iraq. Dengan kata lain, AS tidak perlu "berperang" dengan Iran. "Saya yakin, masalah dengan Iran akan bisa diselesaikan lewat jalur diplomatik. Tapi, AS juga akan melakukan segala cara untuk mempertahankan stabilitas Timur Tengah," lanjut Gates. Dalam kesempatan itu, dia juga mengatakan bahwa pasukan AS di Iraq tidak akan membiarkan seorang pun memberikan senjata kepada militan.

Kebijakan Bush yang didukung Pentagon itu menimbulkan kekhawatiran bagi ribuan warga Iran yang tinggal di Iraq. Sebab, mereka tidak hanya personel militer dan agen intelijen Iran. Sebagian besar di antara mereka justru peziarah, pebisnis, dan pekerja kemanusiaan. Namun, Menlu Iraq Hoshyar Zebari menjamin kebijakan Bush itu tidak akan diterapkan kepada para peziarah, pebisnis, dan pekerja kemanusiaan yang berasal dari Iran. Demikian juga dengan diplomat-diplomat Iran yang berkunjung ke Iraq sebagai tamu negara.


Bersenjata AS, Bunuh Tentara AS

Sementara itu, dari Karbala, Iraq, lima serdadu AS dilaporkan kembali menjadi target serangan militan. Mereka diculik beberapa pria misterius yang mengenakan seragam mirip militer AS, bicara bahasa Inggris, dan membawa senjata Amerika.

"Serangan itu direncanakan dengan sangat rapi. Para penyerang yang mengendarai lima SUV (sport utility vehicle) itu juga cukup terlatih. Buktinya, mereka bisa dengan mudah melewati pos pemeriksaan," tulis militer AS dalam pernyataan mereka kemarin. Salah seorang korban dilaporkan ditembak mati di tempat dan empat lainnya baru dibunuh setelah disekap beberapa waktu. (afp/chicagotribune/hep)
 
??????.
???????? ???????? ???????, ? ??? ????? ?? ???? ????????????. ?? ?????? ?????? ? ???? samsung r40. ????? ????? ????? HP 6715b GB836EA ??? Asus F5RL F5RL-T525S1AFWW. ??????????? ????? ????????.
 
??????????

??????.
???????? ???????? ???????, ? ??? ????? ?? ???? ????????????. ?? ?????? ?????? ? ???? samsung r40. ????? ????? ????? HP 6715b GB836EA ??? Asus F5RL F5RL-T525S1AFWW. ??????????? ????? ????????.
 
Back
Top