singthung
New member
Hanya Kitalah Yang Dapat Menolong Diri Kita Sendiri
BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHA THERA
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa
BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHA THERA
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa
APA ITU KAMMA?
Kamma biasanya merupakan subjek yang menarik karena berhubungan dengan setiap orang dan terdapat banyak aspek yang berbeda darinya. Terdapat banyak hukum alam yang menyangkut hidup kita tetapi yang paling penting adalah hukum kamma-vipaka. Di dalam sutta (A.N. 6.63) Sang Buddha berkata ?Kehendak, para bhikkhu, yang saya sebut Kamma. Setelah berkehendak, orang melakukan suatu tindakan lewat tubuh, ucapan atau pikiran? Ini berarti bahwa tindakan yang dikehendaki adalah kamma, dan vipaka adalah akibat atau pengaruh daripadanya. Akibatnya dapat segera masak, masak beberapa waktu kemudian dalam kehidupan ini, atau masak dikehidupan yang akan datang.
Kamma-vipaka kadang-kadang diterjemahkan sebagai sebab dan akibat (?yin kuo? dalam buku mandarin) tetapi itu bukan terjemahan yang bagus. Ini dikarenakan ada dua jenis sebab dan akibat ? sebab akibat duniawi dan sebab akibat Kamma. Perbedaannya dapat dilihat, sebagai contohnya, ketika anda mengemudi mobil dan tiba-tiba seorang anak kecil berlari menyeberangi jalan, dan anda menabrak dan membunuhnya. Anda tidak memiliki kehendak untuk membunuh anak kecil itu, jadi anda tidak menciptakan kamma apapun. Tetapi, anda menabraknya dan keluarga anak tersebut mungkin saja menarik anda keluar dari mobil ketika anda berhenti, dan memukul anda. Sebagai tambahan, mereka mungkin saja menuntut anda di pengadilan. Jadi adanya akibat daripada melanggar anak tersebut, yakni, anda mendapat pukulan dan dituntut di pengadilan. Tetapi, ini adalah sebab dan akibat yang bersifat duniawi. Tidak berhubungan dengan kamma-vipaka Buddhis karena tidak adanya kehendak dari anda untuk membunuh anak tersebut. Jadi kita harus membedakan dengan jelas antara sebab dan akibat duniawi dengan kamma-vipaka (tindakan yang disertai kehendak dan akibatnya). Mereka berbeda karena yang satu menyangkut tindakan yang disertai kehendak dan yang lainnya tidak.
Kemudian timbul pertanyaan: bagaimana kita menciptakan kamma? Kamma diciptakan melalui tiga pintu, yakni tubuh, ucapan dan pikiran. Kamma tak bajik dari tubuh adalah membunuh, mencuri, dan berasusila. Kamma tak bajik dari ucapan adalah berbohong,mengadu domba antara yang satu dengan yang lain untuk menimbulkan ketidak-harmonisan, berbicara kasar dan gosip. Kamma tak bajik dari pikiran adalah iri hati/bersifat tamak,dengki/benci, dan berpandangan salah. Kamma dari pikiran bukanlah banyak berpikiran atau khayalan tetapi pikiran yang disertai kehendak.
Apa itu kamma yang bajik dan apa itu kamma yang tak bajik? Dengan kata lain apa itu kamma baik dan kamma buruk? Kamma baik adalah yang bermanfaat bagi makhluk hidup, membantu makhluk hidup, dan membuat mereka berbahagia. Kesepuluh kamma baik adalah lawan dari kesepuluh kamma buruk yang disebutkan di paragraf sebelumnya. Kamma buruk atau kamma tak bajik adalah yang merugikan makhluk hidup, yang mengakibatkan penderitaan makhluk hidup. Kesepuluh kamma buruk adalah seperti yang disebutkan di atas.
Dengan cara demikian kriteria baik dan buruk dalam ajaran Buddhis adalah berbeda dengan agama lainnya.
Pengaruh dari kamma juga bersifat lama. Sebagai contohnya, dalam salah satu sutta(A.N. 5.31) seorang putri raja yang bernama Sumana datang menemui Sang Buddha dan bertanya apakah ada perbedaan antara seseorang yang menyenangi perbuatan memberi makanan pada para bhikkhu dengan seseorang lainnya yang tidak, jika keduanya dilahirkan di alam surga. Sang Buddha berkata perbedaan antara kedua orang tersebut adalah si pemberi makanan mengungguli yang bukan pemberi makanan dalam hal panjangnya usia kehidupan,kecantikan, kebahagiaan, pengaruh dan kekuasaan (surgawi). Sumana lanjut bertanya apakah ada perbedaan antara keduanya jika mereka kemudian di lahirkan di alam manusia. Lagi,Sang Buddha berkata ada ? si pemberi makanan mengungguli yang bukan pemberi makanan dalam hal panjangnya usia kehidupan, kecantikan, kebahagiaan, pengaruh dan kekuasaan.
Sumana bertanya lagi apakah ada perbedaan antara keduanya jika mereka melepaskan keduniawian dan menjadi bhikkhu. Sang Buddha menyetujui adanya perbedaan. Si pemberi makanan, sebagai seorang bhikkhu akan mendapatkan lebih banyak persembahan makanan,kain jubah, obat-obatan dari umat awam; lebih banyak orang akan menyenangi dirinya dan dia akan mempunyai lebih banyak tempat untuk tinggal dibandingkan dengan yang bukan pemberi makanan. Jadi kita bisa melihat akibat dari kamma yang berlangsung lama yang dapat mengikuti kita di beberapa kehidupan.
MENGHINDARI KEJAHATAN
Ajaran Sang Buddha berhubungan dengan cara hidup yang baik/bermanfaat untuk mengurangi atau menghindari penderitaan yang tidak pantas. Sangat penting untuk mengetahui hukum kamma-vipaka untuk menghindari penderitaan yang tidak pantas tersebut. Dalam hidup ini, ada beberapa jenis penderitaan yang tidak dapat dihindari tetapi ada yang dapat dihindari. Apa itu penderitaan yang tidak dapat dihindari? Proses ketuaan, menjadi sakit dan mati. Ketiga hal ini tidak dapat dihindari oleh siapapun juga. Tetapi, ada penderitaan tertentu yang dapat kita hindari. Kamma yang tidak baik atau buruk yang merugikan makhluk hidup, yang membawa penderitaan bagi pelakunya sebagai konsekuensinya. Jadi, kita seharusnya menjauhi tindakan buruk dan menghindari penderitaan yang tidak pantas tersebut.
Pepatah Hukum kamma-vipaka menyebutkan : ?Anda yang menanam, anda juga yang menuai.? Tergantung dengan apa yang anda tanam, anda akan mendapatkan buah daripadanya. Jadi kita harus melatih diri kita untuk menjauhi kamma yang tak bajik atau yang buruk. Untuk ini, Sang Buddha menasehati kita untuk menjalankan lima sila setiap hari yang merupakan latihan dasar kemoralan. Sila pertama adalah tidak membunuh. Sila kedua tidak mengambil sesuatu yang tidak diberikan. Yang ketiga tidak berasusila. keempat tidak berbohong. Kelima menghindari minuman keras (yang melemahkan kesadaran). Ini adalah hal-hal mendasar yang bahkan ditemui dalam hukum negara. Jika anda membunuh manusia, anda akan terlibat hukum; sama halnya, jika anda mencuri, atau lari dengan istri/suami orang,atau menipu, anda akan terlibat dalam banyak kesulitan. Jadi kelima sila ini adalah hal-hal mendasar yang harus kita jalankan. Perhatikanlah bahwa sila-sila ini adalah peraturan latihan bukan perintah.
Dalam ajaran Buddhis kumpulan tertua,tidak diajarkan kita harus menjadi seorang vegetarian.
Jika anda ingin menjadi seorang vegetarian, itu hal yang bagus. Tetapi, jika anda tidak ingin menjadi seorang vegetarian, anda harus mengetahui kapan daging tidak diperbolehkan. Jenis daging yang diperbolehkan memiliki tiga kondisi : ketika anda tidak (1) melihat, (2)mendengar, dan (3) mencurigai, bahwa binatang tersebut secara khusus dibunuh untuk anda. Dengan ketiga kondisi ini, anda tidak mengalami kamma yang langsung dari pembunuhan binatang karena tidak terdapat kehendak dari anda untuk melakukannya, walaupun mungkin saja timbul sebab dan akibat yang bersifat duniawi. Sebagai contoh, jika anda membeli dari pasar daging dari binatang yang telah mati, itu diijinkan. Jenis daging yang tidak diperbolehkan adalah, sebagai contoh, anda memilih ayam yang masih hidup dan meminta penjualnya untuk menyembelih ayam tersebut untuk anda, atau anda memasuki sebuah restoran dan memilih ikan segar untuk dimasak.
Makan daging tidak seperlunya berarti seseorang menyetujui pembunuhan binatang. Apakah kita menjadi vegetarian atau bukan, kita masih saja berkontribusi secara tidak langsung terhadap pembunuhan binatang selama kita hidup. Sebagai contoh, hanya karena kita ingin hidup di rumah dan menggunakan peralatan rumah tangga, area hutan yang luas digunduli untuk membangun area perumahan dan pabrik, yang menyebabkan kematian banyak kehidupan liar. Karena kita ingin menggunakan listrik, sungai-sungai harus dibendung untuk pemanfaatan listrik tenaga air, yang juga menyebabkan kematian banyak kehidupan liar. Bahkan dalam menggunakan kendaraan bermotor, secara tidak langsung, kita mendukung industri motor untuk memproduksi lebih banyak kendaraan, dan kendaraan bermotor menjadi penyebab dari kematian sekitar dua ribu manusia dan jumlah yang besar dari binatang setiap harinya di jalanan.
Makan makanan vegetarian masih saja secara tidak langsung terlibat dalam pembunuhan kangguru dan kelinci, tupai dan monyet, serangga dan keong, dan jenis serangga lainnya. Apabila semua orang di dunia menjadi vegetarian, binatang-binatang mungkin saja masih akan dibunuh karena mereka akan berkembang biak dalam jumlah besar dengan sangat cepat sehingga menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Sebagai contohnya,di beberapa negara, anjing yang tidak terdaftar yang berada di jalanan akan dienyahkan. Bahkan kelompok perlindungan terhadap kekejaman binatang membunuh jutaan anjing dan kucing dalam kandang setiap tahun karena akomodasi yang tidak memadai. ? di USA setiap tahunnya, 14 juta dibinasakan dalam waktu seminggu selepas mereka diselamatkan oleh kelompok kemanusiaan.
[Untuk pemahaman yang lebih mendetail tentang vegetarian,silahkan merujuk pada ?Buddha?s View on Meat Eating? dari pengarang. Telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh DPD Patria Sumut]
MELAKUKAN KEBAJIKAN
Setelah menghindari kejahatan,kita perlu berbuat kebajikan dan menciptakan kamma bajik yang bermanfaat bagi orang lain, jadi sebagai balasannya, kita juga mendapatkan manfaatnya. Itulah sebabnya Sang Buddha menasehati kita berdana. Dana adalah pemberian atau berderma. Memberi atau berderma berarti berbagi dengan orang lain, apa yang kita miliki, dan itu adalah langkah pertama dari sang jalan untuk mengurangi keegoisan kita. Menurut Sang Buddha, ketika kita memberi, pemberian tersebut tidak seharusnya mengorbankan/melukai diri sendiri atau yang lainnya (A.N. 5.148). Di Sutta yang lain (Itiv.26) Sang Buddha berkata: ?Para bhikkhu, jika makhluk hidup mengetahui, seperti yang saya ketahui, akibat daripada memberi dan berbagi, mereka tidak akan makan tanpa sebelumnya melakukan pemberian ataupun tidak akan membiarkan noda kekikiran menyelimuti dan tinggal di pikiran mereka. Bahkan bila itu adalah potongan terakhir mereka, suapan terakhir mereka, mereka tidak akan makan tanpa berbagi dengan seseorang.? Anda juga harus melaksanakan delapan sila seminggu sekali karena pelaksanaannya sangat berpahala bajik. Berhubung umat awam tidak mempunyai banyak waktu untuk melatih jalan spiritual seperti para bhikkhu, mereka dapat memilih satu hari dalam seminggu untuk melatih delapan sila. Ini dapat dilakukan di Vihara, Lingkungan buddhis ataupun di rumah.
Sang Buddha juga menjelaskan bagaimana kamma baik dapat membawakan banyak berkah. Di Mangala Sutta, makluk alam surga (dewa) bertanya pada Sang Buddha tentang berkah utama. Sang Buddha kemudian mengajari dewa tersebut cara memperoleh berkah utama. Sebagai jawabannya, Sang Buddha berkata tidak bergaul dengan orang yang berbatin gelap tetapi bergaul dengan yang bijaksana; menghormati mereka yang pantas dihormati seperti orang tua, tetua, guru dan para bhikkhu.Memiliki banyak pengetahuan akan ajaran Sang Buddha juga memberikan anda banyak berkah. Berdiskusi Dhamma dengan yang lain, dan dapat menghargai/berterima kasih (yang tidak lazim di dunia ini) juga membawakan berkah. Di antara semua orang, yang patut kita hargai dan memiliki rasa berterima kasih, pertama-tama adalah kedua orang tua kita karena mereka telah berbuat banyak untuk kita. Sudah merupakan tradisi Buddhis bagi kita untuk mendukung dan menghormati orang tua kita. Hal lainnya yang membawakan berkah adalah kerendahan hati. Orang kadang-kadang melupakannya ketika mencapai kesuksesan dalam hidup. Ketika kita menjadi bos, ego kita bertambah dan itu tidak baik untuk kita.
Kadang-kadang kita melupakan hal-hal ini, tetapi sewaktu kita membaca atau mendengarkan Dhamma, kita teringat untuk berjalan di jalan yang baik. Kelembutan hati adalah kualitas baik yang lainnya. Bahkan dalam Alkitab, dikatakan, ?Beruntunglah mereka yang lembut hati untuk mewarisi kerajaan di surga.? Kesabaran adalah kualitas penting lainnya. Orang kadang-kadang berlaku tidak baik terhadap kita. Terhadap kasus-kasus demikian, kita harus bersabar dan mencoba untuk melihat apabila ada kemungkinan kita telah melakukan suatu kesalahan di masa lampau dan kita mendapatkan balasannya. Ketika kita melihatnya dengan cara demikian, kita akan belajar bertahan terhadap kesulitan atau menerima cobaan tersebut. Mengunjungi para bhikkhu supaya kita dapat berlajar Dhamma adalah cara yang lain kita mendapatkan berkah.
Dalam sutta (A.N. 4.4), Sang Buddha berkata ada 4 jenis orang yang kepadanya anda harus menempatkan diri kita dengan penuh perhatian karena mereka adalah empat ladang jasa kebajikan dan sebaliknya. Jika anda baik terhadap mereka, akan menghasilkan banyak jasa kebajikan. Jika anda berkelakuan buruk terhadap mereka, anda akan menuai banyak kamma buruk.
Jenis orang yang pertama adalah Sang Buddha. Tetapi, karena Sang Buddha telah mencapai parinibbana, kita tidak dapat berinteraksi dengan Beliau. Jenis orang yang kedua adalah siswa Sang Buddha, yakni bhikkhu dan bhikkhuni. Kita harus berhati-hati untuk tidak menciptakan kamma buruk terhadap para bhikkhu dan bhikkhuni karena apabila bhikkhu atau bhikkhuni tersebut memiliki pandangan benar akan Dhamma maka kamma buruk kita sungguh besar. Sebaliknya, persembahan yang diberikan kepada Sangha (komunitas bhikkhu dan bhikkhuni) menghasilkan jasa kebajikan yang tak terhitung ? bahkan sekalipun bhikkhu dan bhikkhuninya tak bermoral, berkarakter jahat ? dan itu melampaui pahala daripada memberi kepada makhluk individu manapun juga, termasuk Sang Buddha (M.N. 142).
Jenis yang ketiga adalah ibu kita, dan keempat adalah ayah kita. Jika anda melayani ibu dan ayah anda dengan baik, anda akan mendapatkan banyak berkah. Sebagian orang melakukan kesalahan dengan tidak berbakti terhadap orang tua mereka, dan setelah orang tua mereka meninggal dunia, mereka merasakan banyak penyesalan yang mengganggu pikiran mereka. Karenanya, kita belajar dari ajaran Sang Buddha untuk berkelakuan baik terhadap orang tua kita ketika mereka masih hidup. Setelah mereka meninggal dunia, tidak banyak lagi yang dapat kita lakukan untuk mereka. Untuk benar-benar membalas budi orang tua kita, kita harus mengajari mereka untuk memiliki keyakinan terhadap Buddha, Dhamma dan Sangha; menjalankan lima sila; dermawan atau murah hati; dan mendengarkan khotbah-khotbah Sang Buddha untuk memperoleh kebijaksanaan.
Keuntungan pertama dari menghindari kejahatan dan melakukan kamma yang bajik adalah anda akan mendapatkan reputasi baik. Karena anda tidak membunuh, tidak mencuri,tidak berasusila atau berbohong, anda akan mendapatkan reputasi baik. Tidak ada sesuatu hal yang membuat anda merasa malu ketika anda menghindari kejahatan dan melakukan kamma baik, dan itu adalah keuntungan kedua. Ketika anda berhadapan dengan sekelompok orang,anda akan berani berhadapan dengan mereka tanpa perasaan malu. Jika anda telah melakukan tindakan yang memalukan, anda tidak akan memiliki keyakinan diri. Keuntungan ketiga dari menjaga sila dan berbuat baik adalah kekayaan anda tidak akan terbuang secara percuma. Ini dapat terjadi pada seseorang yang tak memiliki sila, melalui minuman (alkohol), ****, wanita penghibur, dll.
Keuntungan keempat adalah kita akan memiliki pikiran yang jernih ketika kita menua karena tiadanya penyesalan yang mengganggu kita. Ketika saya tinggal di Penang beberapa tahun yang lalu, saya mempunyai seorang pendukung umat awam yang sangat berbakti, saya sering berkunjung ke rumahnya untuk bersedekah. Wanita tua ini berusia 80-an dan dia sangat kurus dan lemah, tetapi pikirannya sangat jernih. Dia memiliki ingatan yang baik sebagai akibat dari pelaksanaan sila secara cermat dan melakukan banyak tindakan dermawan. Dia bahkan dapat mengingat nomor telepon dengan cukup jelas.
Di lain sisi, ada sebagian orang yang tidak menjaga sila. Ketika mereka mencapai usia 50-an, pikiran mereka sering terganggu dan kacau, dan mereka menjadi pikun dan ngomong sembarangan. Ini dikarenakan mereka memiliki banyak kamma tak bajik yang mengganggu pikiran mereka.
Keuntungan kelima adalah kita tidak takut untuk meninggal apabila kita menjaga sila dan berbuat baik. Jika kita memiliki kamma yang sangat baik, kita memiliki keyakinan bahwa kamma baik akan mendukung kita ketika kita meninggal. Kita tahu bahwa kita akan menuju tempat yang baik. Orang yang telah melakukan banyak kejahatan takut mati ketika waktunya tiba. Mereka sangat takut dan sebagian bahkan tergoncang.
Yang terakhir, jika kita memiliki kamma baik, Sang Buddha berkata kita akan dituntun kepada kelahiran kembali yang baik. Di samping berbuat baik, kita menyemangati orang lain berbuat baik, atau menyetujui perbuatan baik, atau memuji perbuatan baik, lalu lebih banyak berkah lagi yang dihasilkan. Dan kebalikannya untuk perbuatan jahat ? lebih banyak kamma buruk lagi yang dihasilkan.
Menurut sutta (A.N. 8.36), terdapat tiga landasan tindakan berjasa ? kedermawanan (dana), kemoralan (sila) dan pengembangan batin (bhavana). Seseorang yang melatih kedermawanan dan kemoralan dalam skala kecil kemungkinan dilahirkan sebagai manusia yang kurang beruntung. Seseorang yang melatih kedua hal ini dalam skala medium akan dilahirkan sebagai manusia yang sejahtera. Dan seseorang yang melatih kedermawanan dan kemoralan dalam skala tinggi akan dilahirkan di alam surga. Ini juga menunjukkan bahwa orang yang tidak melatih kedermawanan maupun kemoralan akan dilahirkan di tiga alam rendah ? alam hantu, alam binatang dan neraka ? dan kebanyakan orang terlahir di sana.
AKIBAT-AKIBAT KAMMA
Ada sebuah sutta yang berjudul Culakammavibhanga Sutta dimana seseorang bertanya pada Sang Buddha mengapa orang-orang di dunia berbeda : sebagian buruk rupa, sebagian menawan; sebagian pendek umur, yang lainnya panjang umur; dan sebagainya. Sang Buddha berkata bahwa makhluk hidup terlahir dari kammanya sendiri, pemilik dari kammanya sendiri dan hidup didukung oleh kammanya sendiri.
Sang Buddha menjelaskan jika seseorang selalu marah, apabila dia terlahir kembali sebagai manusia, dia akan buruk rupa. Jika seseorang selalu ramah, dan tidak mudah emosi,dia akan terlahir menawan. Ini dikarenakan setiap kali kita marah, wajah kita kelihatan garang dan jelek. Apabila kita sering marah, kita membiasakan wajah kita menjadi garang dan jelek. Jadi kita terlahir buruk rupa. Seseorang lainnya yang ramah, selalu tersenyum dan bersikap santai menangani sesuatu hal, akan memiliki wajah yang manis dan menyenangkan. Secara alamiah dia akan terlahir menawan.
Mengapa seseorang terlahir sakit-sakitan? Sang Buddha berkata apabila seseorang menyenangi tindakan melukai makhluk hidup, sebagai contohnya, memukuli pesuruhnya, atau anjing atau binatang lainnya dan membuat tubuh mereka kesakitan, kemudian apabila dia terlahir kembali lagi sebagai manusia, dia akan memiliki tubuh yang sakit-sakitan yang memberikannya penderitaan sebagai balasannya. Tetapi, jika anda tidak menyiksa makhluk lain dan tidak membuat tubuh mereka kesakitan, lalu secara alamiah, ketika anda kembali lagi sebagai manusia, anda akan sehat dan kuat.
Jika seseorang melakukan banyak pembunuhan, sebagai contohnya, dia suka pergi berburu, dan memancing ikan ? dengan kata lain, dia merasakan kenikmatan sendiri di atas nyawa makhluk hidup lain ? sesuai dengan kenyataan bahwa dia menyebabkan makhluk hidup lain pendek umur, di masa mendatang dia akan memiliki usia pendek sebagai akibatnya. Anda lihat beberapa anak menderita kanker walaupun mereka sangat muda. Di sisi lain, seseorang yang tidak membunuh, dan yang mengizinkan makhluk lain panjang umur, secara alamiah akan memiliki usia panjang sebagai akibatnya.
Jika anda egois, tidak pernah berdana, tidak pernah membantu orang lain, di kehidupan mendatang, ada kemungkinan anda akan terlahir kembali dalam keluarga miskin,dan memiliki kesulitan mencari penghidupan. Tetapi, apabila anda dermawan, sangat suka membantu yang lain, ada kemungkinan anda akan terlahir kembali dalam keluarga kaya, atau jika anda memulai suatu bisnis, orang-orang akan datang dan mendukung anda, jadi anda akan menjadi kaya dengan cepat. Kadang-kadang anda dapat melihat hal ini. Terdapat dua toko yang menjual barang yang sama di jalan yang sama, tetapi yang satunya sukses dan yang lainnya gagal.
Mengapa seseorang terlahir bodoh? Ini karena di masa lampau, walaupun dia tidak mengetahui apa yang bajik dan yang tidak bajik, dia tidak menyempatkan diri untuk menyelidiki/meneliti. Alasan lainnya untuk kebodohan, secara jelasnya dapat dikarenakan orang tersebut minum terlalu banyak alkohol. Mengapa seseorang terlahir pandai? Pertama, jika dia tidak mengetahui sesuatu, dia menyempatkan diri untuk bertanya dan menyelidiki/meneliti. Alasan lainnya bisa jadi dia menghindari minuman keras seperti alkohol dan obat bius, dan dia bermeditasi. Kita bermeditasi untuk mengembangkan pikiran kita, dan ini membawa kebijaksanaan kepada kita.
Mengapa sebagian orang tidak terkenal dan tidak berpengaruh, dan sebagian lainnya berpengaruh dan terkenal? Sang Buddha berkata bahwa seseorang yang tidak terkenal dan tidak berpengaruh adalah orang yang berhati sempit, yang selalu iri hati kepada orang lain dan sangat pendengki /pendendam. Sebaliknya, seseorang lainnya yang berbesar hati, tidak pernah iri hati terhadap orang lain, memiliki banyak itikad baik, akan terlahir berpengaruh, terkenal dan berkuasa.
Jadi kamma dapat menjelaskan mengapa orang-orang di dunia semuanya berbeda. Sehubungan dengan kamma masa lampau, setiap dari kita datang di kehidupan ini dengan kualitas yang berbeda-beda. Tetapi, kita harus ingat bahwa kita tidak dapat menitik-beratkan semuanya kepada kamma masa lampau sendiri, karena hukum kamma tidak hanya berhubungan dengan kamma masa lampau saja tetapi juga kamma pada saat sekarang ini. Jika kita katakan bahwa segala sesuatunya adalah sehubungan dengan kamma masa lampau, maka kita tidak perlu berbuat apa-apa ? hanya duduk dan menunggu kamma memberikan kita segalanya. Secara nyata, anda dapat melihat jika kamma tidak bekerja seperti ini.
Kita mengambil contoh murid-murid kelas 5 yang belajar dan mencoba untuk mendapatkan sepuluh nilai A saat ujian. Mari kita mempertimbangkan tiga tipe murid. Murid yang pertama tidak bersusah-susah untuk belajar,tetapi dia berkeliling kemana-mana untuk bersembahyang, mencoba untuk mendapatkan sepuluh A. Jadi, dapatkah dia mendapatkan sepuluh A? Tentu saja tidak karena dia tidak berusaha, yakni tidak meletakkan kamma (tidak bertindak). Dia bergantungan pada kamma masa lampau saja.
Murid yang kedua belajar sangat keras, tetapi sayangnya, dia terlahir tidak begitu pandai. Dia bergadang sampai jam 12 tengah malam, tidur enam jam, dan belajar sangat keras setiap harinya. Mungkin saja dia mendapatkan dua atau tiga A, tetapi dia tidak akan mendapatkan sepuluh A karena dia tidak begitu pandai. Murid ketiga terlahir sangat pandai,dan di samping itu, dia belajar sangat keras. Dialah orang yang dapat memperoleh sepuluh A. Untuk murid kedua yang belajar sangat keras, itu adalah kamma masa sekarang. Tetapi, dia tidak mempunyai kamma masa lampau yang mendukung untuk menjadi pandai. Itulah sebabnya dia tidak berhasil. Di sisi lain, murid ketiga mempunyai pendukung dari kamma masa lampau untuk terlahir pandai dan dia bekerja keras (kamma masa sekarang). Ketika kamma masa lampau dan kamma masa sekarang keduanya bekerja berbarengan, kita dapat memperoleh apa yang kita inginkan.
Dikarenakan alasan inilah, Sang Buddha berkata kita harus berusaha. Sang Buddha berkata bahwa semua Buddha hanya menunjukkan jalan. Andalah yang harus berusaha. Oleh karenanya, kita harus memahami bahwa Dhamma hanya menuntun kita; kita harus berusaha sendiri. Untuk alasan inilah, maka orang-orang mengatakan Buddhisme itu adalah agama yang ?bergantungan kepada diri sendiri.?
KRITERIA UNTUK TINDAKAN
Dalam sebuah sutta (M.N. 61),Sang Buddha menasehati kita untuk merenung terhadap kamma. Beliau berkata bahwa sebelum kita melakukan kamma apapun, kita harus merenung apakah itu akan merugikan seseorang. Apabila itu merugikan makhluk lain, atau diri kita sendiri, kita seharusnya tidak melakukannya. Tetapi, apabila itu bermanfaat bagi makhluk hidup lain, atau diri kita sendiri, maka kita seharusnya melakukannya, dan melakukannya terus menerus.
Bahkan ketika sedang melakukan kamma, Sang Buddha berkata bahwa kita juga seharusnya merenung. Dalam proses melakukan kamma, kita seharusnya merenung seperti demikian, ?Apakah yang saya lakukan sekarang benar atau salah? Jika benar, saya akan melanjutinya. Jika salah, saya akan berhenti segera mungkin.? Setelah tindakan dilakukan, kita harus kembali merenung dan berpikir dengan cermat apa yang telah kita lakukan ? kemarin, atau tiga hari yang lalu, atau seminggu yang lalu, atau sebulan yang lalu. Kita merenung apakah tindakan tersebut benar atau tidak, dan apakah kita seharusnya melakukannya atau tidak. Ketika kita merenung terhadap tindakan kita dengan cara sedemikian, kita akan menjalankan kehidupan mahir, dan kita akan menghindari diri dari penderitaan yang dapat dielakkan.
Kriteria lainnya yang baik untuk menentukan apakah kamma itu baik dan seharusnya dilakukan, atau apakah itu kamma buruk yang tidak seharusnya dilakukan, adalah, menurut Sang Buddha, apakah kamma tersebut menuntun pada meningkatnya, atau berkurangnya keadaan mental yang bajik; ataupun berkurangnya atau meningkatnya keadaan mental yang tak bajik. Dalam diri anda maupun yang lainnya. Apabila kamma membawakan peningkatan keadaan mental yang bajik, atau pengurangan keadaan mental yang tak bajik, dalam diri orang lain atau diri kita, maka itu adalah kamma baik yang seharusnya dilakukan terus menerus.
Apa itu keadaan bajik? Keadaan bajik adalah keadaan mental yang baik, keadaan mental yang bahagia, misalnya, ketidak-terikatan, itikad baik, ketenangan dan keseimbangan batin. Keadaan mental yang bajik ini memberikan kita kedamaian, kebahagiaan.
Keadaan mental yang tidak bajik adalah keadaan yang membuat kita gelisah, tidak bahagia, misalnya ketamakan, kemarahan, kegelisahan, iri hati, kesombongan. Kamma buruk atau kamma tak bajik menuntun pada berkurangnya keadaan bajik atau meningkatnya keadaan tak bajik. Kita harus menghindar dari pelaksanaan kamma jenis ini.