Kelalaian Kecil Awal dari Kerusakan Transmisi Matik

Gia_Viana

New member
1833097p.jpg
1838247p.jpg


ren penggunaan transmisi matik pada mobil di Indonesia meningkat. Pengoperasiannya pun lebih mudah ketimbang yang manual, tanpa harus menginjak pedal kopling. Kendati begitu, bukan berarti manusia tidak bisa melakukan kesalahan. Dan, perilaku salah dapat membuat usia pakai menjadi lebih singkat.

Dijelaskan oleh Ricardo Matik, spesialis transmisi matik yang berdomisili di Tangerang, bahwa kerusakan transmisi akibat kesalahan pengoperasian hanya 10 persen, terbesar 85 persen justru akibat kelalaian mengganti oli, sedangkan 5 persen akibat umur pemakaian.

Ada kelalaian-kelalaian kecil, walau tidak fatal, menjadi awal kerusakan transmisi. Seperti apa kelalaian tersebut?

* Tidak memindahkan tuas ke N. Saat berhenti lama di tengah kemacetan atau saat lampu merah, terkadang pengemudi terus memanteng tongkat transmisi pada posisi D. Kondisi ini membuat transmisi bekerja ekstra lantaran harus bekerja saat suplai udara segar terbatas. Jika berhentinya lebih 60 detik, segera pindahkan transmisi ke N agar pelumas tidak meningkat drastis.
* Tancap gas masuk ke D. Saat mengantre di lampu rambu, begitu tanda hijau menyala, kerap pengemudi langsung memindahkan tongkat ke D dan langsung menginjak pedal gas. Padahal, transmisi perlu waktu untuk melakukan proses engage dengan memindahkan tekanan fluida ke arah torque converter. Jika kebiasaan ini sering dilakukan maka katup selenoid di dalam rumah transmisi mudah rusak.
* Sering melakukan engine brake. Untuk memperoleh efek engine brake, boleh digunakan pada gigi rendah. Namun, perpindahan dilakukan pada saat putaran mesin di 3.000 rpm. Sebab, bila di atas itu, bisa terjadi hard friction dan akan mengurangi umur pakai kopling gesek di dalam trasmisi.
* Pindah posisi dari D ke R. Memindahkan tuas persneling dari D ke R (hendak parkir) perlu kecepatan tangan. Namun, bila dilakukan dengan kasar, maka transmisi konvensional dapat berakibat kerusakan pada planetary gear dan one way clutch. Sementara komponen di luar transmisi yang terpengaruh seperti cross joint pada as kopel, engine mounting dan as roda (penggerak roda depan).
* Menahan transmisi di gigi 1. Kebutuhan engine brake di jalanan menurun curam atau performa akselerasi di jalanan tanjakan, tentu butuh gigi 1. Tapi, sebaiknya kondisi ini dilakukan seperlunya saja dan dihindari ketika menghadapi kondisi jalan normal (rata). Sebab, beban kopling semakin berat. Apalagi bila dilanjutkan ke gigi tinggi pada transmisi otomatis konvensional yang masih menggunakan katup. Bisa membuat performa komponen per di balik akuator piston bisa bermasalah akibat tekanan berlebihan.
 
Bls: Kelalaian Kecil Awal dari Kerusakan Transmisi Matik

Aneh... info dari mekanik toyota justru dengan tidak terlalu sering pindah dari D ke N justru akan memperpanjang umur. Karena perpindahan D ke N berarti menambah kinerja katup2 oli jadi apabila sering dilakukan maka katup2 ini akan menjadi aus. Memang kalau berhentinya sampai lebih dari 1 menit disarankan boleh pindah ke N, tetapi dalam kondisi stop & Go kondisi macet yang sedikit2 jalan lalu berhenti lagi tidak disarankan memperlakukan transmisi matik seperti manual dengan memindahkan dari D ke N terlalu sering.

ini berdasarkan info yg saya dapat dari mekanik auto 2000
 
Bls: Kelalaian Kecil Awal dari Kerusakan Transmisi Matik

Sama sama benar, cuma pemahaman aja yg beda. Sama2 berperinsip diatas 60 detik harus N. Jadi memang namanya matic, tapi tak senuhnya otomatis. Dan cara bawanya juga harus halus, gak bisa sembarang geber seperti manual.
 
Bls: Kelalaian Kecil Awal dari Kerusakan Transmisi Matik

Sama sama benar, cuma pemahaman aja yg beda. Sama2 berperinsip diatas 60 detik harus N. Jadi memang namanya matic, tapi tak sepenuhnya otomatis. Dan cara bawanya juga harus halus, gak bisa sembarang geber seperti manual.
 
Transmisi otomatis harus dijaga gan, sehingga tidak sampai lalai dalam merawat. Akibatnya bisa lebih fatal di sini.
 
Back
Top