Mandukadevaputtavimanavannana

singthung

New member
MANDUKADEVAPUTTAVIMANAVANNANA


"Siapakah ini yang bersujud di kaki saya?" Ini adalah gedung si katak putera dewa dalam bab kendaraan besar (Maharatthavagge). Bagaimanakah hal itu berawal?




Ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Campa, di tepi kolam teratai Gaggara. Beliau bangun di pagi hari dari meditasi Maha karuna samapatti, yang selalu dilakukan oleh para Buddha, yang baru selesai dilakukanNya, dan memperhatikan golongan para mahluk yang bisa dibimbing, Beliau melihat bahwa, "Hari ini, ketika sedang mengajarkan Dhamma di malam hari, seekor katak yang tertarik pada suaraKu, mati disebabkan pukulan yang lain, terlahir di alam dewa dan kemudian kembali, ketika orang-orang sedang melihat, disertai sekumpulan besar dewa, dan akan timbul penembusan Dhamma pada banyak orang". Setelah melihat hal ini Beliau berpakaian di pagi hari dan dengan membawa mangkuk dan sanghati, memasuki kota Campa berpindapatta diiringi oleh serombongan besar anggota Sangha.

Beliau mengatur agar para Bhikkhu mendapatkan makanan dengan mudah dan setelah selesai makan Beliau memasuki Vihara, menunjukkan kewajiban para Bhikkhu, dan ketika para Bhikkhu telah pergi ke tempat masing-masing untuk melewati siang hari (untuk bermeditasi), memasuki Gandhakuti dan melewati siang hari dengan kebahagiaan pencapaian phalasamapatti. Di malam hari, setelah keempat kelompok berkumpul, Beliau keluar dari Gandhakuti yang mempesona, memasuki Dhammasabhamandapam di tepi kolam teratai dengan suatu keajaiban sesuai dengan keadaan saat itu dan, ketika sedang duduk di atas kursi yang dihiasi untuk Sang Buddha yang sangat indah, mulai mengajarkan Dhamma dengan keagungan yang tak terkira, mengeluarkan suara Brahma yang memiliki delapan faktor bagai singa jantan yang tak kenal rasa takut mengaum, mengeluarkan auman singa di Manosilatala (tempat datar terbuat dari Batu di Himalaya yang merupakan tempat singa berkumpul).

Pada saat itu seekor katak keluar dari kolam teratai dan, tertarik kepada suara itu, karena menganggap bahwa suara itu adalah Dhamma, berpikir, "Inilah Dhamma yang sedang dikhotbahkan", dan duduk di tepi kumpulan. Kemudian seorang gembala sapi yang telah datang ke tempat itu melihat Sang Bhagava sedang mengajarkan Dhamma dan kumpulan pendengar yang sedang mendengarkan Dhamma dengan ketenangan tertinggi; dengan pikiran yang terpaku dan berdiri sandaran pada sebatang tongkat ia tidak melihat katak itu, dan ia berdiri dengan menekan kepala katak itu. Hatinya dipenuhi dengan rasa patuh karena mengetahui bahwa yang didengarnya adalah Dhamma, ia langsung mati dan langsung terlahir kembali di dalam gedung emas sebesar dua belas yojana di surga Tavatimsa. Bagai baru bangun dari tidur ia melihat bahwa ia berada disana dikelilingi oleh para bidadari; ia mencari tahu darimanakah ia berasal sehingga terlahir di sana, ia melihat kelahirannya yang lalu dan merenungkan bagaimana ia terlahir disana, apakah yang menyebabkannya mendapatkan keadaan sebaik itu dan apakah yang telah dilakukannya, dan ia melihat bahwa hal itu tak lain disebabkan oleh mendengarkan suara Sang Buddha.

Ia langsung kembali bersama dengan gedungnya, turun dari gedungnya dan ketika orang-orang yang hadir memandanginya ia mendekat kepada Sang Bhagava dengan disertai serombongan besar pengikut, dengan keagungan surgawi yang luar biasa, dan menghormati beliau dengan sungkem kepala di kaki Sang Bhagava dan tetap membungkukkan badan sambil beranjali. Kemudian Sang Bhagava, mengenal siapa ia sebenarnya tetapi untuk memperlihatkan kepada orang-orang langsung dari tangan pertama mengenai buah dari perbuatan baik dan keagungan seorang Buddha, Beliau bertanya:

"Siapakah gerangan yang bersujud di kakiKu, menyala dengan kekuatan gaib dan terkenal, menerangi semua arah dengan wujud yang mengalahkan semuanya?"

Kemudian Devaputta (putra dewa), berkata mengungkapkan kelahirannya yang lampau dan seterusnya, menerangkan dengan syair berikut:

"Dimasa yang lampau saya adalah seekor katak yang hidup di air; ketika sedang mendengarkan Dhamma dari Sang Bhagava seorang gembala sapi membunuh saya.

Oleh karena pikiran sesaat yang penuh pengabdian, maka demikianlah kekuatan gaib dan kepoopuleran saya; dan demikianlah kemegahan saya, juga kecemerlangan dan keindahan rupa saya.

Dan bagi mereka yang mendengarkan Dhamma Sang Bhagava untuk waktu yang lama O pertapa.

Gotama, mereka telah mencapai tempat tak tergoyahkan yang tidak akan membuat mereka bersedih setelah meninggal."


Kemudian Sang Bhagava, setelah memperhatikan potensinya untuk mencapai sukses dan juga potensi mereka yang berkumpul, Beliau mengajarkan Dhamma secara mendetil. Pada akhir khotbah sang putra dewa mencapai tingkat kesucian Sotapatti-phala. Dan timbul penembusan Dhamma pada delapan puluh empat ribu mahluk hidup lainnya. Sang putra dewa bersujud kepada Sang Bhagava, ber-padakkhina (memberikan penghormatan dengan berjalan memutar mengelilingi searah jarum jam) sebanyak tiga kali, memberikan penghormatan dengan beranjali kepada para Bhikkhu dan langsung pergi kembali ke alam dewa bersama dengan para pengikutnya.

Penjelasan mengenai gedung katak-putradewa selesai.


Sumber Pustaka: Vimana Stories​
 
Back
Top