spirit
Mod
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera mempertanyakan kekuatan politik yang dimiliki mantan pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS).
Hal tersebut disampaikan Kapitra terkait pernyataan Wasekjen PA 212 Novel Bamukmin yang menuding putusan banding Habib Rizieq di Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta sarat kepentingan politik penguasa di Pemilu 2024.
Lantas Kapitra pun mempertanyakan seberapa besar kekuatan politik yang dimiliki oleh Habib Rizieq.
Dia juga menyindir, apakah dengan aksi berkoar-koar di jalan sebagaimana yang dilakukan Habib Rizieq bisa membawa perubahan besar bagi bangsa Indonesia.
"Sekarang tanya, apa sih, kekuatan politik apa yang dimiliki (Habib Rizieq). Apa yang bisa diubah di republik ini dengan berteriak di jalan? Apa?" ujar Kapitra mengutip Genpi pada Minggu, 5 September 2021.
HRS disarankan bikin parpol
Lebih lanjut Kapitra menyarankan apabila Habib Rizieq ingin fokus di dunia politik maka bisa dimulai dengan membentuk sebuah partai politik (parpol).
Dengan demikian, aksi-aksi atau gerakan yang disampiakan Habib Rizieq tentu bakal lebih efektif ketimbang hanya berteriak di jalanan.
"Jadi, formil, ada cara-cara konstitusional. Ingin mengubah negara dari jalanan itu merusaknya, itu revolusi, menghancurkan. Mana ada perubahan bisa dilakukan di jalan," katanya.
Kapitra pun tak bisa memungkiri bahwa gerakan politik di jalan bisa berhasil.
Namun dengan catatan, gerakan itu harus bermuara ke parlemen, DPR dan MPR RI sebagai lembaga formil.
"Coba bikin partai politik, buktikan kalau Habib Rizieq itu tokoh dan laku secara politik," tegasnya.
Soal HRS mengusulkan diri jadi Capres
Habib Rizieq Shihab. Foto: YouTube | Menakar kekuatan HRS jadi Presiden, politisi PDIP: Apa bisa dilakukan lewat teriak di jalan?
Nantinya, kalau Habib Rizieq berhasil mendirikan parpol maka dia bisa membuktikan kekuatan dan pengaruh politiknya dengan memenang dukungan melalui presidential threshold.
"Kalau bisa, pasti dia bisa mengusulkan (diri) sebagai calon presiden. Tetapi kalau hanya teriak kekuatan saya ini, nothing. Enggak dilihat kok, kekuatan apa?" tuturnya.
"Jadi, lebih baik kalau ingin berpartisipasi dalam pembangunan bangsa ini, ubah melalui cara-cara legalitas, konstitusional dan formalitas. Itu yang bisa dilakukan," imbuhnya.