Redbastard
Well-known member
Pada tahun 1961, Gurubesar psikologi di Harvard University bernama David C. McClelland menulis tentang sebuah artikel berjudul ‘Dorongan Hati Menuju Modernisasi’ dimana merupakan salah satu inti dari buku yang populer dengan judul “The Achieving Society”. Tulisan tersebut merupakan salah satu dari beberapa pemikiran para sarjana Amerika dalam menghadapi tantangan terbesar di awal abad ke 19 yakni ‘Depresi’ ekonomi pada dekade 1920-1930an. Artikel yang ditulis David C. McClelland tersebut juga bertujuan sebagai panduan sebuah negara menuju modernisasi.
Pertanyaan mendasar dari buku maupun artikel tersebut adalah “Mengapa ada sejumlah bangsa yang mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial dan ekonomi, sementara ada yang merosot atau mandek?”. Pertanyaan tersebut dirumuskan kira-kira sebagai berikut;
“Mengapa bangsa Romawi pada abad ke-4 SM, yang berkali-kali dikalahkan oleh orang-orang Kartago, tetap tekun mencari uang untuk membangun armada-armada baru hingga akhirnya mereka menang juga?”,
“Mengapa Amerika Utara bekas diaman Inggris lebih berkembang pesat daripada bagian lainnya yang didiami oleh bangsa Spanyol, padahal bidang tanah yang lebih kaya terdapat di luar Amerika Utara”,
“Mengapa Jepang terlebih dahulu berkembang pesat pada abad ke 19 sedangkan Cina baru-baru saja?” atau yang lebih mengena “Mengapa Malaysia, Singapura dianggap lebih maju atau menyalip Indonesia, padahal ditinjau dari Sumberdaya baik alam maupun manusia lebih unggul daripada mereka, apalagi Indonesia terlebih dahulu merdeka?”.
Perbandingan-perbandingan serupa serupa dapat ditemukan di beberapa bangsa, tetapi persoalannya tetap sama, yakni ‘Dorongan (impuls) apa yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan modernisasi?’. Disinilah peran Psikologi sebagai ilmu dan perspektif.
Para psikolog / ahli psikologi telah berhasil memberi sumbangan yang luar biasa dalam kemajuan ekonomi dunia saat itu. Pada waktu mereka meneliti sejenis “virus mental”, yaitu suatu cara berpikir tertentu yang terjadi pada diri seseorang, yang menyebabkan orang itu bertingkah laku dengan giat. Virus mental tersebut diberi nama n Ach (singkatan dari need for achievement; kebutuhan untuk berprestasi).
Virus n Ach ditemukan pada orang yang melakukan sesuatu dengan lebih baik dari yang pernah ia perbuat sebelumnya. Sesuatu tersebut dapat dikatakan lebih efisien, lebih cepat, efektif. n Ach merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standart kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini, berhubungan erat dengan pekerjaan, dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai sukses. Apabila individu tesebut tingkah lakunya didorong oleh n Ach, maka tingkah lakunya akan nampak ciri- ciri sebagai berikut;
1. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif, mencari feed back (umpan balik) tentang perbuatannya,
2. Memilih resiko yang moderat (sedang) di dalam perbuatanya karena dengan memilih resiko yang sedang berarti masih ada peluang untuk berprestasi yang lebih tinggi,
3. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya.
Nah, seandainya-seharusnya bukan seandainya- setengah dari penduduk Indonesia terjangkiti Virus n Ach, menurut Anda, apakah Negara Indonesia tercinta ini bisa menjadi lebih baik?? Setidaknya dengan usaha2 yang dilakukan oleh orang2 yang “terjangkiti” virus tersebut..
So.. sudah siapkah diri anda menerima, dan ikut menyebarkan sindrom “Virus n Ach??”
Best Regards @-->@-->
Pertanyaan mendasar dari buku maupun artikel tersebut adalah “Mengapa ada sejumlah bangsa yang mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial dan ekonomi, sementara ada yang merosot atau mandek?”. Pertanyaan tersebut dirumuskan kira-kira sebagai berikut;
“Mengapa bangsa Romawi pada abad ke-4 SM, yang berkali-kali dikalahkan oleh orang-orang Kartago, tetap tekun mencari uang untuk membangun armada-armada baru hingga akhirnya mereka menang juga?”,
“Mengapa Amerika Utara bekas diaman Inggris lebih berkembang pesat daripada bagian lainnya yang didiami oleh bangsa Spanyol, padahal bidang tanah yang lebih kaya terdapat di luar Amerika Utara”,
“Mengapa Jepang terlebih dahulu berkembang pesat pada abad ke 19 sedangkan Cina baru-baru saja?” atau yang lebih mengena “Mengapa Malaysia, Singapura dianggap lebih maju atau menyalip Indonesia, padahal ditinjau dari Sumberdaya baik alam maupun manusia lebih unggul daripada mereka, apalagi Indonesia terlebih dahulu merdeka?”.
Perbandingan-perbandingan serupa serupa dapat ditemukan di beberapa bangsa, tetapi persoalannya tetap sama, yakni ‘Dorongan (impuls) apa yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan ekonomi dan modernisasi?’. Disinilah peran Psikologi sebagai ilmu dan perspektif.
Para psikolog / ahli psikologi telah berhasil memberi sumbangan yang luar biasa dalam kemajuan ekonomi dunia saat itu. Pada waktu mereka meneliti sejenis “virus mental”, yaitu suatu cara berpikir tertentu yang terjadi pada diri seseorang, yang menyebabkan orang itu bertingkah laku dengan giat. Virus mental tersebut diberi nama n Ach (singkatan dari need for achievement; kebutuhan untuk berprestasi).
Virus n Ach ditemukan pada orang yang melakukan sesuatu dengan lebih baik dari yang pernah ia perbuat sebelumnya. Sesuatu tersebut dapat dikatakan lebih efisien, lebih cepat, efektif. n Ach merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan standart kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini, berhubungan erat dengan pekerjaan, dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai sukses. Apabila individu tesebut tingkah lakunya didorong oleh n Ach, maka tingkah lakunya akan nampak ciri- ciri sebagai berikut;
1. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif, mencari feed back (umpan balik) tentang perbuatannya,
2. Memilih resiko yang moderat (sedang) di dalam perbuatanya karena dengan memilih resiko yang sedang berarti masih ada peluang untuk berprestasi yang lebih tinggi,
3. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatannya.
Nah, seandainya-seharusnya bukan seandainya- setengah dari penduduk Indonesia terjangkiti Virus n Ach, menurut Anda, apakah Negara Indonesia tercinta ini bisa menjadi lebih baik?? Setidaknya dengan usaha2 yang dilakukan oleh orang2 yang “terjangkiti” virus tersebut..
So.. sudah siapkah diri anda menerima, dan ikut menyebarkan sindrom “Virus n Ach??”
Best Regards @-->@-->