cahayasuksestronik
Member
Telah banyak orang yang sukses dari segi keilmuan, kepangkatan, kekuasaan, materi (kaya), namun “Tidak Bahagia”.
Dan sebaliknya, banyak orang yang tertinggal dari segi akademis, ekonomi lemah, pangkatnya rendah, tertindas, terkucilkan, dsb.
Namun tidak ada yang mampu mencegah orang tsb untuk merasakan syukur yang syahdu atas hal-hal kecil yang mereka miliki. Artinya dia “Bahagia”.
Apakah kesuksesan yang sekarang sedang kita upayakan itu adalah syarat bagi kebahagiaan kita ?
Apakah penghapusan keluhan-keluhan kita adalah kunci pembuka kebahagiaan kita ?
Apakah sesungguhnya syarat bagi kebahagiaan kita ?
Bila saat ini kita tidak bahagia, maka kita harus meninjau ulang standard bagi kebahagiaan kita.
Karena sesunggunya kebahagiaan itu tidak bersyarat.
Dan kebahagiaan sebuah hak yang diperintahkan untuk kita menangkan, untuk kita putuskan.
Jadi segera putuskan diri kita untuk “BAHAGIA”, maka pikiran dan hati kita akan berusaha mengikuti apa yang kita putuskan, yaitu “BAHAGIA”.
Segera putuskan dan kondisikan.
from : oleh Arifin , Singkawang, Kalbar.
.
note1 : Dari tulisan di atas berarti yang Namanya BAHAGIA adalah : “Merasakan syukur yang syahdu atas semua hal yang terjadi pada kita” “semua hal yang terjadi pada kita” sebagai pengganti istilah “semua hal yang kita miliki”. Apa benar begitu ? Gimana pendapat anda ?
.
note2 : dari kata-kata tadi yang menyebutkan, “Bila saat ini kita tidak bahagia, maka kita harus meninjau ulang standard bagi kebahagiaan kita.” Kebahagiaan tidak dapat distandarkan dgn sesuatu yang bersifat fana. Kalau kita berhasil mendapatkan sesuatu yang selama ini kita obsesikan, mungkin kita kan puas. Tetapi, akankah kita bahagia atas kepuasan tersebut? Atau bahagia hanya sesaat? bagaimana menurut anda ?
.
.
salam sukses dan salam kenal
Andre Winata
Dan sebaliknya, banyak orang yang tertinggal dari segi akademis, ekonomi lemah, pangkatnya rendah, tertindas, terkucilkan, dsb.
Namun tidak ada yang mampu mencegah orang tsb untuk merasakan syukur yang syahdu atas hal-hal kecil yang mereka miliki. Artinya dia “Bahagia”.
Apakah kesuksesan yang sekarang sedang kita upayakan itu adalah syarat bagi kebahagiaan kita ?
Apakah penghapusan keluhan-keluhan kita adalah kunci pembuka kebahagiaan kita ?
Apakah sesungguhnya syarat bagi kebahagiaan kita ?
Bila saat ini kita tidak bahagia, maka kita harus meninjau ulang standard bagi kebahagiaan kita.
Karena sesunggunya kebahagiaan itu tidak bersyarat.
Dan kebahagiaan sebuah hak yang diperintahkan untuk kita menangkan, untuk kita putuskan.
Jadi segera putuskan diri kita untuk “BAHAGIA”, maka pikiran dan hati kita akan berusaha mengikuti apa yang kita putuskan, yaitu “BAHAGIA”.
Segera putuskan dan kondisikan.

from : oleh Arifin , Singkawang, Kalbar.
.
note1 : Dari tulisan di atas berarti yang Namanya BAHAGIA adalah : “Merasakan syukur yang syahdu atas semua hal yang terjadi pada kita” “semua hal yang terjadi pada kita” sebagai pengganti istilah “semua hal yang kita miliki”. Apa benar begitu ? Gimana pendapat anda ?
.
note2 : dari kata-kata tadi yang menyebutkan, “Bila saat ini kita tidak bahagia, maka kita harus meninjau ulang standard bagi kebahagiaan kita.” Kebahagiaan tidak dapat distandarkan dgn sesuatu yang bersifat fana. Kalau kita berhasil mendapatkan sesuatu yang selama ini kita obsesikan, mungkin kita kan puas. Tetapi, akankah kita bahagia atas kepuasan tersebut? Atau bahagia hanya sesaat? bagaimana menurut anda ?
.
.
salam sukses dan salam kenal
Andre Winata