PENGUKURAN
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pengukuran, misalnya untuk membuat pakalan, maka panjang kain yang harus diperlukan diukur dengan mistar atau rolmeter. Seorang ibu yang membeli harus di warung, penjual menimbang beras dengan neraca, dalam hal inii menimbang memiliki arti mengukur massa.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk naik sepeda dari rumah ke sekolah? Untuk mengukur waktu dengan arloji.
Peristiwa lain, misalnya seorang anak mengukur meja belajarnya. Keadaan ini dapat dilakukan dengan cara:
a. dengan jengkal tangan
b. dengan pensil atau
c. dengan penggaris
Dan kegiatan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa saat melakukan pengukuran kita membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat yang digunakan sebagai patokan atau acuan.
Jadi, mengukur mengandung makna membandingkan sesuatu yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai patokan atau acuan.
Sedangkan hasil pengukuran yang dapat dinyatakan dengan nilai atau angka dinamakan besaran. Selanjutnya acuan atau patokan yang digunakan dinamakan satuan.
Berikut ini beberapa contoh:
a. Panjang tongkat pramuka 1,50 meter Panjang disebut besaran 1,50 disebut nilai meter disebut satuan
b. Massa berat 3 kilogram massa disebut besaran 3 disebut nilai kilogram disebut satuan
c. Panjang meja tulis 10 jengkal Panjang disebut besaran 10 disebut nilai jengkal disebut satuan
Untuk dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Satuan baku adalah satuan yang digunakan untuk mengukur suatu besaran, dimana hasil pengukurannya sama untuk semua orang.
Misalnya: meter, kilogram, sekon dan lain sebagainya.
2. Satuan tak baku adalah satuan yang digunakan untuk mengukur suatu besaran, dimana hasil pengukurannya berbeda-beda antara orang satu dengan orang lain.
Misalnya: hasta, depa, jengkal, kaki, dan lain sebagainya.
Standar dan alat ukur:
1. Standar dan alat ukur panjang satuan standar untuk panjang adalah meter.
Alat ukur panjang meliputi:
a. Mistar
Mistar memiliki satuan terkecil 1 mm atau 0,1 cm, sehingga keletihan mistar 0,1 cm atau 1 mm.

b. Jangka Sorong
Jangka sorang merupakan alat ukur panjang yang memiliki keletihan mencapai 0,1 mm.
Kebaikan jangka sorong.
- Untuk mengukur panjang atau diameter dapat digunakan bagian yang cembung.
- Untuk mengukur kedalaman lubang atau diameter bagian dalam sebuah benda digunakan bagian yang cekung.
Misalnya: diameter dalam pipa atau cincin
Jangka sorong mempunyai nonius atau vernier, yaitu skala yang mempunyai panjang 9 mm dan dibagi atas 10 bagian yang sama. Perbedaan satu bagian skala nonius dengan satu skala utama adalah 0,1 mm, sehingga tingkat ketelitian jangka sorong adalah sebesar 0,1 mm.
Bagian penting yang terdapat pada jangka sarong adaiah:
1) Rahang tetap yang memiliki skala utama.
2) Rahang sarong (dapat digeser-geser) yang memiNki skala nanius.

Pembacaan skala pada ianqka sorong dilakukan seperti ditunjukkan pada pengukuran di bawah ini.
Hash pengukuran ini sebesar 5,74 cm. Bagaimana cara mendapatkan hasil pengukuran ini? Langkah sebagai berikut:
a) Amati dan baca skala utamanya adalah 5,7 cm.
b) Skala nonius yang berimpit tegak lurus dengan satu tanda skala utama adalah garis keempat (4).
c) Mengingat tingkat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm maka nilai lebih adalah 4 x 01 mm 0,4 mm 0,04 cm.
d) Jadi bacaan jangka sarong adalah 5,7 cm + 0,04 cm = 5,74 cm.

Last edited: