Sekarang kan udah turun jadi Rp 5.000,-/liter.
katanya sih mau turun lagi. tapi nda tahu kapan.
pemerintah juga takut kalo harga minyak dunia tiba2 melonjak lagi.
kalian tahu kan sifat orang indonesia? kalo BBM naik katanya pemerintah tidak pintar menganggarkan APBN, kalo BBMnya turun giliran pengusaha SPBU marah-marah karena rugi..
Masalah bangsa ini sangat komplex yah..
Baru ada isu BBM mau turun, pemilik SPBU aja mengurangi stok. akibatnya? banyak SPBU yang kehabisan Premium.
Yah, kita lihat saja. sekarang sih minyak dunia lagi tren positif. kemarin sempat menyentuh level terendah yaitu $32,5/barrel. tapi hanya dalam hitungan hari, melonjak tinggi hampir 40%. kemaren index minyak ditutup pada level antara $40-$50/barrel.
Memang pada saat minyak $32,5/barrel, pemerintah harusnya bisa menurunkan premium sampe di level Rp 3.000,-/liter.
Tapi yang bisa aku tangkep, pemerintah sengaja menunda penurunan harga dengan 2 alasan:
1. pemerintah ingin melihat pergerakan harga minyak minimal 1 bulan setelah harga diturunkan. (maksudnya, pemerintah nggak mau ambil resiko menurunkan harga premium hanya untuk 3 hari trus naik lagi. jadi pemerintah ingin lihat kira-kira kenaikan atau penurunan harga minyak sebanyak apa agar bisa lebih teliti menentukan harga premium.
2. pemerintah ingin mencadangkan selisih harga untuk subsidi BBM. (maksudnya, seperti yang tadi saya bilang, bila pada level $32,5 premium bisa dijual dgn harga Rp 3.000,-/liter, pemerintah jadi punya cadangan kas Rp 2.000,-/liter. mungkin cadangan ini akan digunakan pada saat BBM melonjak lagi (mudah2an tidak) pada level $140/barrel. sehingga, pada saat itu, pemerintah tidak menaikkan kembali premium hingga Rp 6.000,-/liter.
Argumen saya sih seperti itu. mungkin ada tanggapan?
moga-moga tuh selisih memang dicadangkan bukan dikorupsi.
kalo dikorupsi sih sama aja..