Buruh Tolak Pilih Kembali SBY

bumnbersatu

New member
Buruh Tolak Pilih Kembali SBY
Kamis, 22 Januari 2009 , 17:59:00
JAKARTA, (PRLM).- Buruh atau pekerja menolak memilih Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan Presiden RI pada periode mendatang. Sebanyak 80,6 persen buruh dari 5.123 responden, baik buruh di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta menyatakan tidak akan memilih Yudhoyono dalam pemilihan presiden tahun ini.

Para buruh menyimpan kekecewaan yang mendalam terhadap Yudhoyono yang tidak bisa memberikan jaminan pada kepastian kerja dan peningkatan kesejahteraan buruh. "Sebaliknya, hingga saat ini buruh justru seolah ditelantarkan. Sejumlah produk kebijakan pemerintah terkait dengan buruh dan investasi, dinilai lebih memerhatikan investor," kata Ketua Presidium Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu, Arief Poyuono saat memaparkan hasil survei yang dilakukan pihaknya, di Jakarta, Kamis (22/1).

Survei ini dilakukan dengan metode wawancara atau pengisian kuisioner pada 8-20 Desember 2008 pada responden buruh BUMN atau swasta dari 33 provinsi di seluruh Indonesia.

Responden dipilih dengan usia 18 tahun atau lebih yang memiliki hak pilih untuk Pemilu 2009 dengan wawancara tatap muka. Hasil survei berjudul, "Suara Kaum Buruh Menjelang Pemilu 2009" menyebutkan, hanya 17,2 persen buruh menyatakan setuju Yudhoyono menjadi presiden dan sisanya abstain.

Arief yang didampingi sejumlah pengurus federasi buruh BUMN dan swasta menegaskan, survei yang dilakukan pihaknya independen, tidak memihak kepada partai politik (parpol) ataupun calon presiden tertentu. Ia juga membantah jika biaya survei itu berasal dari parpol atau capres tertentu.

"Biaya survei ini berasal dari dana buruh. Setiap bulan, federasi buruh di masing-masing BUMN menyetorkan uang Rp 5 juta ke kita (FSP BUMN Bersatu-red). Dana itulah yang antara lain digunakan membiayai survei. Jumlah dana yang dihabiskan untuk survei ini tidak lebih dari Rp 200 juta. Jadi, bohong jika untuk melakukan sebuah survei menghabiskan biaya miliaran rupiah," tegas Arief.

Independensi survei ini ditegaskanya mengingat hasil survei menyebutkan, tokoh yang dinilai dapat memberikan perbaikan kehidupan buruh, adalah Megawati sebesar 30,7 persen, Jusuf Kalla menduduki 19,6 persen, Yudhoyono 12,7 persen.

Sedangkan tokoh lainnya, seperti Prabowo, Sultan Hamengkubuwono X, Amien Rais, Abdurrahman Wahid, Hidayat Nur Wahid berada di bawah 10 persen. "Padahal sebagian besar pemilih pada Pemilu 2009 itu adalah buruh. Saat ini suara buruh belum mengerucut di satu kandidat capres tertentu, karena memang suara kaum buruh belum menyatu, kita akan upayakan pertemuan untuk memadukan suara," jelasnya. (A-75/A-26).***
 
MAAF bukanya aku ngak setuju...
tapi ini berdasarkan analisis masing masing kan ,,,,dan aku adalah seorang karyawan juga dulu ,,dan mulai dari mai 2008 aku sudah buka usaha sendiri....
Kenapa buruh ngak suka ama SBY ,,,bukankah selama ini mengenai tenaga kerja selalu bertolak belakang dengan JK ...YANG SEORANG PENGUSAHA...

termasuk tentang pasal,,, 13 tahun 2003
mengenai tenaga kerja ,tepatnya mengenai pesangon ..siapa yang ngak setuju....SBY atau JK
 
MAAF bukanya aku ngak setuju...
tapi ini berdasarkan analisis masing masing kan ,,,,dan aku adalah seorang karyawan juga dulu ,,dan mulai dari mai 2008 aku sudah buka usaha sendiri....
Kenapa buruh ngak suka ama SBY ,,,bukankah selama ini mengenai tenaga kerja selalu bertolak belakang dengan JK ...YANG SEORANG PENGUSAHA...

termasuk tentang pasal,,, 13 tahun 2003
mengenai tenaga kerja ,tepatnya mengenai pesangon ..siapa yang ngak setuju....SBY atau JK

Jangan berbicara soal setuju dan tidak setuju! Telusuri lagi, kenapa SBY lalu tidak bisa berbuat banyak? Ada apa? Apakah ada sesuatu sehingga dia begitu? Darimana dana buat kampanye pilpres dulu kalau bukan sokongan dari pengusaha yang sekarang ada di pemerintahan? Terus, sekarang ini bukankah pemerintahan mereka berdua? Kalau satu busuk, bukankah yang lain busuk juga? Kalau satu bagus, yang lain ya pasti bagus juga! Tidak usah jauh-jauh lah, lihat saja kasus Lapindo! Jadi yang tepat, JANGAN PILIH KEMBALI MEREKA BERDUA !!!!!!
 
ahhh buruh...buruh juga butuh investor,kalo investor di tekan trus lari ke luar negri yg pekerjanya masih lebih murah dari negara kita,kayak di cina,philipin,vietnam,..trus di sini ga ada investor....buruh g ada garapan..yg di salahkan juga pemerintah kan?...pusing...jujur gw jg kalo jadi investo trus di tekan sama UMR,gaji buruh yg harus naik,kontrak kerja ,bla bla bla....mending gw pindah...pengusaha mana sich yg mau rugi?...
 
yah ya...
apa karnaa selama menjadi RI1 SBY banyak mengeluarkan kebijakan anti Buruh ??
 
Benar apa yang diposting oleh OP. pegawai BUMN saat ini sangat sulit/berat bekerja. semua kebijakan pro pemerintah selalu merugikan buruh. dari pengalaman saya juga di beri tahu mengenai hal tersebut oleh seseorang yang bekerja di BUMN. kerja di BUMN sepertinya saja gagah, milik pemerintah. tapi nonsense.... mereka hanya diperlakukan seperti sapi perah oleh pemerintah terutama masa SBY. Apakah kalian tidak menyadari orang2 yang berada dekat dengan kalian, coblah untuk bertanya bagaimana kebutuhan hari esok mereka ketika sudah pensiun? apakah masih terjamin. SBY tidak akan mampu menjamin.
sekali lagi, pegawai BUMN kelihatannya saja gagah tapi tidak punya apa2 (yang bermanfaat bagi hari esok mereka) hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang tidak pro buruh.

SBY TIDAK LAYAK UNTUK JADI PRESIDEN LAGI.
 
pilih presiden yang mau berjuang menghapuskan sistem kerja kontrak/ tenaga outsouching...
memang bagi kalian-kalian yang belum merasakan rasanya menjadi tenaga kontrak/ tenaga outsourching akan menganggap dengan sebelah mata saja.
karena kalian-kalian belum merasakan yang namanya kerja tanpa henti.....
atau kalian memang ga mau tau, karena hidup anda terlalu nyaman, tentram ?????
hidup ini perjuangan..... bung.....
apakah kalian hanya mahasiswa/i? pelajar? PNS? pejabat?
 
Maaf tertipu aku dgn judulnya, td aku baca sekilasnya gini:

BURUH / TOLAK A*GIN / KEMBALI SBY

kemudian pikiranku mengejawantahkan:
Buruh2 perusahaan Tolak A*gin kembali ke Surabaya (Sby)
 
Back
Top