kadang kan ada yang menggunakan nomor palsu den
Cara yang disampaikan oleh agan yusovian diatas sudah benar, memang yang paling akurat adalah dengan survey/mengunjungi lokasi fisiknya. Namun untuk hal ini mungkin hanya bisa dilakukan apabila lokasinya masih di kota yang sama. Kalau lokasi agan berjauhan mungkin bisa minta bantuan kepada saudara, kenalan, atau teman yang kebetulan tinggal di daerah tersebut.
Selain itu ada beberapa poin yang bisa membantu pengecekan apakah website jual beli tersebut asli atau palsu (niatnya hanya untuk menipu)
- Cek informasi nama pemilik, nomor kontak dan alamat fisik yang dicantumkan pada jualannya.
Pedagang online yang serius berjualan pasti mencantumkan alamat fisik tempat Ia menjual dagangannya. Dan tentunya sudah pasti kita pun boleh datang langsung ke lokasi untuk bertransaksi.
- Punya website dan domain sendiri.
Hal ini bisa menambah rasa percaya pada pelanggan untuk bertransaksi. Walapun tidak selalu menjamin juga.
- Cek informasi website dan domainnya.
Kita bisa cek informasi whois website dan domain pedagang tersebut. Cara mendapatkan informasi website dan domain bisa dilihat melalui
http://who.is tinggal masukkan nama domainnya.
Kalau memang niat berdagang, whois domain akan dipublish (tidak diprivate), sehingga akan bisa dilihat nama pemilik domain, alamat dan telepon. Cocokkan saja dengan informasi di poin pertama tadi. Website yang digunakan untuk menipu biasanya whois akan diprivate, bahkan biasanya malah pakai hosting dan domain gratisan, supaya sulit dilacak
.
- Selalu mencantumkan nama pemilik dan nomor rekening yang sama pada setiap jualannya.
Sering berganti nomor rekening bisa diindikasikan bahwa ada niatan menipu.
Jadi ga ada itu alasan demi privasi penjual, maka nama, alamat, dan nomor rekening tidak dicantumkan pada website dagangannya. Ibaratnya kalau jualan di toko fisik atau di pasar tapi mukanya ditutupi pakai penutup wajah (dah kaya maling aja hehe.. )

Karena kebetulan saya juga berjualan online, memanfaatkan
blog untuk berjualan selain menulis artikel disaat waktu luang. Maka saya tidak memprivate whois domain, dan saya selalu mencantumkan informasi alamat dan nomor kontak yang lengkap pada etiap dagangan saya.
__________________________________________________
Nggak hanya penjual online saja yang punya kesempatan untuk melakukan penipuan, pembeli pun bisa juga melakukan penipuan. Jadi yang berjualan secara online pun perlu waspada terhadap pembeli yang hendak melakukan penipuan atau mungkin ngerjain Anda.
Salah satu contoh calon pembeli yang hendak menipu adalah ketika Anda menyarankan untuk direct order (datang langsung ke lokasi fisik) karena domisilinya masih di kota yang sama. Namun calon pembeli tersebut menolak dengan alasan yang macam-macam.
Mungkin kalau penjual hanya bisa melayani melalui online, boleh calon pembeli ada rasa keraguan terhadap penjual. Tetapi kalau calon pembeli tersebut diperbolehkan datang ke lokasi fisik jualannya namun beralasan macam-macam karena masih ragu dengan kredibilitas penjualnya, maka sebenarnya yang patut dicurigai justru adalah calon pembeli tersebut.
Nggak semua online store punya toko fisik, jadi gak bisa didatengin. Biar lebih meyakinkan, coba cari2 reviewnya aja dulu non, ada testimonial atau nggak. Soalnya susah banget bedain yg niat mau nipu dengan yang beneran jualan
Iya memang tidak selalu online store ada toko fisiknya, terutama kalau sebagai reseller atau dropshipper. Tapi apa salahnya sih mencantumkan alamat rumah kalau memang tidak punya toko fisik? Apa salahnya juga mencantumkan nomor rekening secara lengkap pada website jualannya?
Masalah privasi? Pedagang itu nggak boleh beralasan soal privasi. Coba lihat yang dagang di pasar, ga ada yang pakai topeng penutup muka kan? Jadi sama saja dengan pedagang online, karena ga keliatan mukanya, maka paling tidak mencantumkan alamat rumah kalau nggak punya toko fisik. Hal itu bisa menambah kepercayaan calon pembeli.