Membuka Hati

singthung

New member
MEMBUKA HATI

Keegoisan, kemarahan dan sikap negatif lainnya,
muncul secara alami seperti air yang mengalir dari gunung ke lembah,
namun berbuat baik sama susahnya
seperti mendorong batu besar ke puncak gunung.
Membuka hati adalah suatu hal yang sulit
tetapi bukanlah tidak mungkin, karena ini adalah sumber kebahagiaan.


Sama seperti kita, setiap makhluk hidup juga menginginkan kebahagiaan dan menghindari penderitaan. Kita ingin hidup bahagia, begitu juga dengan orang lain. Sebagaimana kita tidak ingin bermasalah dan merasakan sakit, begitu pula dengan orang lain.

Setiap hari kita selalu disibukkan dengan pekerja an yang tak ada habis-habisnya, dan kepentingan pribadi lainnya untuk menyenangkan "Aku, Aku, dan Aku". Tidak jarang kita selalu berpikir, "Aku harus lebih dulu, Aku tidak boleh kalah dan Aku harus mendapat yang paling bagus". Keegoisan seperti ini adalah penyebab beberapa masalah yang sering kita alami, seperti kemarahan, kebencian terhadap musuh, sirik atau iri pada saingan, dan kemelekatan.

Sifat-sifat mental yang mengganggu ini, jika tidak diobati, akan menyebabkan suatu penyakit fisik. Mungkin kita dapat melihat diri kita sekarang, hanya dengan sedikit perubahan eksternal, kita langsung stres. Kita tidak menyadari bahwa ketulusan hati dan membuka hati untuk peduli terhadap sesama adalah kunci untuk mendapatkan kebahagiaan yang selama ini kita cari.

Jika kita selalu peduli terhadap sesama, bekerja untuk kebahagiaan mereka, secara otomatis kita telah peduli terhadap diri kita sendiri. Dengan berusaha membuat orang lain bahagia adalah jalan yang paling terbaik dalam mencintai diri kita sendiri. Sebaliknya, jika kita menyakiti orang lain, ini berarti kita menyakiti diri kita sendiri. Menyakiti orang lain tidak akan membawa kedamaian dan kebahagiaan, yang ada hanyalah kesengsaraan dan kesedihan, baik sekarang maupun di masa mendatang. Karena dengan menyenangkan orang lain, dan tidak menyakiti mereka, semua harapan kita untuk kebahagiaan, baik sekarang maupun di masa mendatang, akan terpenuhi. Salah satu jalan terbaik untuk mengembangkan ketulusan hati adalah melalui metta, karuna, mudita dan upekkha.

Metta (Cinta Kasih)

Metta mempunyai arti cinta kasih universal terhadap semua makhluk. Salah satu sifat metta yang mendasar adalah ingin melihat orang lain bahagia. Suatu perasaan tulus untuk menyayangi dan menghormati orang lain. Kita berharap mereka memperoleh kebahagiaan.

Beberapa faktor untuk membangkitkan metta, salah satunya adalah menyadari betapa berarti dan pentingnya peran orang-orang dalam hidup kita. Misalnya, kita mulai dari orang yang paling dekat dengan kita, yaitu orangtua kita. Karena kebaikan hati mereka kita dapat belajar dan mempraktikkan Dhamma, karena tanpa dilahirkan kita tidak mempunyai kesempatan ini.

Tetapi apakah kita dapat membangkitkan metta terhadap supir bis yang mengantar kita ke kantor atau ke tempat tujuan lainnya setiap hari? Kita tidak mengenalnya. Dia adalah orang asing bagiku. Tanpa kita sadari kalau kita mendapatkan kesuksesan, kebahagiaan itu semua karena kebaikan orang lain. Misalnya, setiap butir nasi yang kita makan, setiap makanan enak lainnya yang kita makan setiap hari, itu karena kebaikan para petani, sopir truk, buruh yang memanggul dan pemilik toko. Sekolah, kampus, kantor, mal-mal dan jalan raya yang setiap hari kita lewati, itu dibangun karena kebaikan para buruh.

Jadi jelas semua yang kita miliki, kita gunakan, dan nikmati setiap hari itu berkat keringat dan kebaikan orang lain. Walaupun kita berpikir bahwa mungkin motivasi mereka itu hanyalah uang, tetapi tetap, tanpa mereka, tanpa apa yang mereka kerjakan untuk kita, kita tidak akan pernah mendapatkan apa yang kita miliki saat ini. Untuk mengembangkan metta ini, mulailah dari orang-orang yang dekat dengan kita seperti orangtua kita, kakak atau adik kita, lalu mulailah perlahan-lahan kita perlebar sayapnya satu persatu ke yang lain.

Dengan mempraktikkan metta, seseorang dapat memperoleh berkah:

- Ia akan tidur dengan bahagia.
- Bila ia pergi tidur dengan hati yang penuh cinta, ia akan bangun dengan hati penuh cinta yang sama. Orang yang penuh kebajikan dan cinta kasih ini selalu bangun tidur dengan wajah yang berseri.
- Bahkan dalam tidur orang yang penuh cinta ini tidak akan gelisah karena mimpi-mimpi buruk.
- Ia dicintai orang lain.
- Bila ia mencintai orang lain, maka orang lainpun akan mencintainya.
- Ia akan dicintai binatang-binatang karena pancaran cinta kasihnya
- Ia akan terhindar dari racun dan sebagainya, kecuali ia dikuasai beberapa kamma yang tak dapat ditawar.
Karena kekuatan metta dapat menetralkan pengaruh yang bermusuhan.
- Para dewa yang tidak terlihat oleh mata jasmani, melindunginya karena kekuatan mettanya.
- Metta menyebabkan pemusatan pikiran dengan cepat.
- Karena pikiran tidak gelisah dengan pancaran-pancaran yang bermusuhan, pikiran pada satu titik dapat dicapai dengan mudah.
- Dapat memperindah ekspresi wajah seseorang, wajah bisayanya menggambarkan keadaan pikiran.
- Seseorang yang dikarunia metta akan meninggal dengan tenang karena ia tidak mempunyai pikiran benci terhadap siapapun. Bahkan setelah kematian wajahnya yang tenteram membayangkan kematiannya yang tenang.
- Bila seseorang yang mempunyai metta akan meninggal dengan bahagia, ia kemudian akan dilahirkan pada suatu keadaan yang penuh kebahagian.

Karuna (Kasih Sayang)

Mempunyai arti belas-kasihan karena mengetahui dan merasakan penderitaan yang dialami makhluk lain.


Jika metta adalah suatu proses yang aktif dipancarkan terhadap semua makhluk tanpa batas, maka karuna dipancarkan akibat dari kondisi penderitaan yang tertangkap pancakhanda.

Sifat-sifat karuna adalah murah hati, empati, prihatin, menolong, dan mendamaikan. Jika dipancarkan pada kondisi yang tepat akan merupakan kekuatan karma baik yang besar bagi kehidupan.

Hati orang yang penuh kasih sayang bahkan lebih lembut daripada bunga. Mereka tidak dan tidak dapat puas beristirahat sampai mereka meringankan penderitaan pihak lain. Kasih sayanglah yang mendorong seseorang untuk membantu pihak lain dengan dasar kepentingan orang lain. Seseorang yang sungguh penuh kasih sayang tidak hidup hanya dirinya tetapi untuk pihak lain. Ia mencari kesempatan untuk membantu pihak lain tanpa mengharapkan sesuatu sebagai balasan, bahkan tidak juga ucapan terima kasih.

Siapa yang memerlukan kasih sayang? Banyak di antara kita patut menerima kasih sayang kita. Yang miskin dan yang memerlukan bantuan, yang sakit dan yang tak tertolong, yang kesepian dan yang papa, yang tak tahu dan yang kejam, yang kotor dan yang biadab adalah beberapa contoh yang memerlukan sentuhan kasih sayang yang pada dasarnya harus dapat kita kembangkan setiap saat.

Mempraktikkan karuna harus dibarengi dengan kebijaksanaan. Kebijaksanaan datang dari mendengarkan dan belajar ajaran Guru Buddha, dan merefleksikan ajaran tersebut dalam kegiatan sehari-hari dan dimeditasikan. Dengan kebijaksanaan, kasih sayang hendaklah bukan diwujudkan dengan linangan air mata dan sejenisnya, melainkan harus disertai tindakan-tindakan dalam mengurangi penderitaan yang dialami oleh makhluk ataupun orang lain.

Mudita (Simpati)

Mudita mempunyai arti turut berbahagia atas kebahagian makhluk lain. Sifat dasar mudita adalah bahagia melihat orang lain bahagia. Turut bergembira atas kesuksesan, kualitas baik dan tindakan positif orang lain. Misalnya, kita turut berbahagia dengan teman-teman atau anggota keluarga yang sedang mendapatkan kebahagiaan, seperti mendapat promosi atau bisnisnya sukses, mendapat pasangan yang serasi dan kita juga mengagumi mereka yang bekerja keras untuk menolong orang lain dalam masyarakat atau meningkatkan praktik spiritual mereka. Sikap ini dikenal sebagai mudita, dan merupakan obat penawar yang baik untuk melawan kecemburuan.

Kecemburuan merupakan perasaan yang sangat menyakitkan yang membuat kita stres dan tertutup terhadap orang lain. Kebahagiaan yang kita dapatkan akan hilang ketika kita cemburu. Kecemburuan hanya akan menghancurkan diri kita sendiri. Bagaimana kita mengatasi kecemburuan tersebut? Kita harus tahu cemburu ini datangnya darimana. Karmalah yang menyebabkan perbedaan dalam inteligensia, kecantikan, kesehatan, bakat kepribadian dan lainnya. Jika kita kurang dalam beberapa hal mungkin karena kita gagal menanam sebab-sebab kualitas tersebut dalam kehidupan lampau.

Sebaliknya, jika kita dapat menerima keterbatasan diri kita apa adanya, dan melanjutkan pengembangan diri, terutama peduli terhadap sesama, semuanya dapat berubah menjadi lebih baik.

Jika karuna dipengaruhi oleh objek penderitaan maka mudita dipancarkan akibat dari kondisi kebahagiaan yang ditangkap oleh pancakhanda. Sifat-sifat mudita: Simpati, mendoakan, memberi semangat kebahagiaan, yang jika dipancarkan akan memotivasi makhluk lain mempertahankan kebahagiaannya.

Mudita merangkul semua makhluk yang makmur dan merupakan sikap memberi ucapan selamat dari seseorang. Ia cenderung mengurangi setiap ketidak-senangan terhadap orang yang berhasil atau sukses.

Upekkha (Keseimbangan Batin)

Upekkha berdasarkan ilmu asal kata dapat diartikan "melihat dengan benar", "memandang dengan bijaksana" atau "melihat tanpa perbedaan", yaitu tanpa kemelekatan, tanpa kesenangan atau ketidak-senangan. Upekkha merupakan pengembangan batin yang paling sulit dan paling penting.

Keseimbangan diperlukan terutama untuk umat awam yang harus hidup dalam dunia yang tidak seimbang di antara keadaan-keadaan yang bergejolak.

Diremehkan dan dihina, rugi dan untung, dikanal dan tak dikenal, dipuji dan dicela, menderita dan berbahagia merupakan delapan keadaan duniawi yang pasti dialami oleh setiap manusia. Orang pada umumnya bingung pada saat terkena keadaan menyenangkan ataupun tak menyenangkan. Orang bergembira ketika dipuji, dan tertekan ketika dicela serta dicerca. Sang Buddha mengatakan, ia yang bijaksana, yang hidup di antara perububahan-perubahan kehidupan, berdiri tegar seperti karang teguh, mempraktikkan keseimbangan yang sempurna.

Ia yang hendak memuliakan diri dalam kehidupan ini, harus dapat mengembangkan ke-empat kebajikan luhur: metta, karuna, mudita, dan upekkha, terhadap semua makhluk atau orang lain. Metta mencakup semua makhluk, karuna mencakup yang menderita, mudita mencakup yang sejahtera, dan upekkha mencakup yang baik dan buruk, yang dicintai dan yang dibenci, yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan.

Kita tahu bahwa tujuan hidup kita adalah kebahagiaan, kita selalu ingin membuat hidup ini bermakna, kita tahu caranya hanya dengan peduli terhadap sesama, mulailah dari hal-hal yang kecil. Tetapi kita juga jangan lupa untuk mempunyai cinta dan kebaikan untuk diri kita sendiri, kita juga adalah makhluk yang berhak, yang memerlukan cinta dan kasih sayang. Buktinya, kita tidak dapat mencintai orang lain sebelum kita belajar mencintai diri kita sendiri. Maksudnya menerima diri kita sendiri apa adanya, dengan kekurangan dan keterbatasan, dan juga mengetahui bahwa kita bisa berubah dan berkembang. Membuka hati dan memiliki hati yang baik terhadap diri kita sendiri akan meringankan rasa sakit atas kegagalan, dan kesalahan, menyediakan tempat di mana kita dapat berkembang, dan memberikan dasar yang baik bagi hubungan yang penuh cinta dengan yang lain.

Referensi:

Awakening a good kind heart, terjemahan oleh Ven. Sangye Khadro.
Fulfilling life's purpose, oleh Ven. Zopa Rinpoche
Path to enlightenment, oleh Geshe Acharya Thubten Loden
Sang Buddha dan Ajaran-Ajaran-Nya, oleh Ven. Narada Mahathera
 
Back
Top