Sebelum Mahabharata

Status
Not open for further replies.

Yona

New member
SEBELUM MAHABHARATA

Kisah Prabu Jayati

Siapa sih sesungguhnya nenek moyang Pandawa dan Kurawa itu ?
Versi ceritanya dalam dunia pewayangan cukup banyak, tapi supaya tidak bingung kita gunakan hanya versi Mahabharata saja.

Cikal bakal nenek moyang Pandawa dan Kurawa adalah Prabu Nahusa dan Sang Prabu ini mempunyai seorang putra bernama Prabu Jayati. Jayati adalah seorang satria yang soleh, tampan dan sakti, memerintah Hastinapura dengan adil, membawa kemakmuran dinegaranya. Permaisurinya bernama Dewayani, putri dari pendeta Resi Sukra.

Dewayani mempunyai seorang dayang yang sangat cantik, sexy dan genit bernama Sarmista membuat semua cowok menelan liur setiap kali berpapasan dengannya apalagi kena kerlingan mata dan lemparan senyumnya, tidak jarang membuat senjata mereka siap tempur dalam kondisi siaga empat.

Kesalahan Dewayani adalah membawa si cantik molek ini kedalam lingkungan paling dalam di kerajaan, sehingga si cantik molek sering ikut ngurusin sang Prabu disaat Dewayani sibuk dengan urusan Ibu-ibu Dharma Wanita. Prabu Jayati pun tidak tahan dan akhirnya sering mengadakan high level meeting dengan Sarmista. Namun karena keseringan meeting maka level siaganya terhadap permaisuri Dewayani pelan-pelan turun ke hanya level siaga satu saja.

Hobby dari Sang Prabu Jayanti adalah berkebun dan dikebun sinilah Sarmista selalu menemui Jayanti untuk bersama-sama bercocok tanam, hobby yang sangat digemari oleh mereka berdua. Karena seharian lelah berkebun maka tiap malam kesiagaan sang Prabu hanya bisa mencapai tingkat siaga satu saja. Setelah berminggu-minggu akhirnya Dewayani merasa rindu dan ingin lebih dekat dengan suaminya. Suatu hari ia putuskan untuk absent dari memimpin rapat Dharma Wanita. Dewayani kemudian masuk ke kebun kerajaan berjalan mengendap-endap mau bikin surprise suaminya. Ditaman yang luas ini Dewayani merasa heran koq sepi sekali tidak ada kang kebon istana, tapi tetep saya ia meneruskan niatnya untuk bikin surprise sang Prabu, melangkah dengan sangat berhati-hati tidak menimbulkan suara.

Setibanya di pendopo ditengah-tengah taman kerajaan, bukannya mau bikin surprise, tapi Dewayani sendiri yang mendapatkan surprise, melihat Sang Prabu sedang asik menanam Singkong dikebunnya Sarmista. Melihat itu Dewayani berteriak dan kabur untuk mengadu pada ayahnya resi Sukra. Sedangkan Sang Prabu kaget terpelanting mendadak diteriakin, pohon singkong yang baru ditanamnya ikut tercabut hampir patah kena gagang pacul.

Resi Sukra yang mendengar kasus tanam singkong ini walaupun sebagai seorang resi bisa menahan emosi secara lahiriah, tapi bathinnya tetap sakit dan keluarlah kutukan dari mulutnya :

?Wahai Sang Maha Raja tuanku Prabu Jayanti, ternyata paduka telah kehilangan kehormatan paduka, kemegahan bahkan keremajaan paduka.?

Bukan main ampuhnya kutukan Resi Sukra, seketika itu juga Prabu Jayati yang semula tampan dan gagah perkasa itu tiba tiba menjadi orang tua, keriput, peyot dan kempot. Jayati menerima kutukan tersebut, bersujud memohon ampun kepada resi Sukra.


(BERSAMBUNG)


Cheers
Yona Jenar
 
Last edited:
walah..... seorang resi yang sudah pada tingkatan tinggi gitu kok masih mau mengutuk suatu perbuatan yang sangat manusiawi. Toh itu gak merugikan fisik anaknya, marah sih marah, tapi gak perlu mengutuk. Kayak dia itu bukan manusia, yg bisa khilaf.mbok yao pengertian bahwa sebagai seorang raja, seorang laki2 normal menantunya itu adalah keluarganya juga ,adalah bapak dari keturunannya juga. adalah penjaga /pemangku kerajaan rakyatnya.
Coba kalau gitu kan semua hancur, itulah kalau seorang resi masih suka menggunakan hawa nafsu ketimbang nalar, ketimbang hati nurani dan kebenarannya. Lalu sekarang hancurlah keluarga anaknya ,keluarga keturunnanya sendiri.
 
Moral Dari Cerita

He...he...he... Mas (atau mbak) Wasy.
Cerita wayang itu khan cerita khayal yang dibuat untuk pendidikan moral jaman baheula. Perumpamaannya gini dech .... untuk orang awam seperti saya ini, kalau nonton film action akan lebih getol daripada kalau ikut pengajian.
Dari dulu orang-orang arif dan bijaknya sudah memahami hal ini, karena itu mereka membuat cerita Epik Mahabharata dan Ramayana untuk kepentingan pendidikan moral.

Dikalangan anak-anak muda kita, nilai-nilai moralitas yang diajarkan melalui cerita wayang ini sudah hampir punah, digantikan dengan nilai-nilai moralitas yang ditunjukkan melalui kacamata barat dalam epik Superman, Batman, Spiderman Lord of The Ring dan sebagainya. Saya hanya ingin mencoba membangkitkan kembali nilai budaya kita yang hampir punah ini. Sunan Kalijaga pun juga pernah menggunakan cerita wayang ini untuk mengajarkan agama, yaitu dengan menggunakan tokoh pandawa yang katanya tidak akan pernah terkalahkan selama masih tetap memiliki jimat kalimosodo. (Kalimosodo itu sholat 5 waktu).

Kembali kecerita Prabu Jayati, .... moral dari ceritanya adalah.
Sikap Lugu (ketulusan) yang dicontohkan dengan Dewayani membawa masuk Sarmista kedalam keluarga .... dapat menjadi pejebab kehancuran keluarga .... "Pesan dari ceritanya adalah agar kita harus selalu waspada"

Kalau perkara kutuk pastu sang resi itu hanya embel embel action dari kesaktiannya, seperti spiderman bisa nempel ditembok.

Singkong adalah samaran yang hanya dimengerti oleh orang dewasa, jadi caranya orang dulu mensensor cerita itu lebih subtle dari badan sensor negara sekarang. Ceritanya tetap bisa dibaca penuh oleh segala umur dengan persepsi sesuai kedewasaan mereka. Mana ada cerita wayang 17 tahun keatas ?

Mungkin cerita Mahabharata ini salah tempat ya Mas? ...
kayaknya perlu dicarikan tempat yang lebih serious.

Cheers
 
Last edited:
Status
Not open for further replies.
Back
Top