Bls: Tahlil, tradisi Islam?
menurutku (melanjutkan pendapatnya abah

), seharusnya bukan keluarga yg sedang berduka cita yg menyediakan makanan, tetapi orang orang yg menghadiri takziah tersebut/tetangga/saudaranya yg membawa makanan.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja`far, karena mereka sedang ditimpa sesuatu yang membuat mereka sibuk”. (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
pengalaman saya, ketika ayah saya meninggal, sekeluarga sibuk mengurusi pemakaman, sampai lupa makan seharian, untung saja kerabat2ku ada yg membawa makanan yg bisa dimakan malam itu.
kutipan bang hulk
Hadits yang senada dengan ini banyak sekali jumlahnya dan banyak diriwayatkan dalam Shahih Bukhori dan shahih Muslim. Ini menunjukkan bahwa pahala orang yang masih hidup bisa dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal. Dan dari keterangan hadits-hadits tersebut yang berkaitan dengan amal shodaqoh maka bisa dikatakan bahwa sudah menjadi sunah dan adat para sahabat bahwa mereka senantiasa bershodaqoh untuk keluarga mereka yang telah meninggal.....
ulama masih berbeda pendapat ttg hal ini,
1. pendapat pertama
berikut dalil yg menyatakan bahwa
pahala tidak bisa dikirimkan kepada yg sudah meninggal.
Firman Allah surat An-Najm: 38-39
"Bahwasannya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya"
Surat Al Baqaraah 286 "Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya"
pengecualiannya hanya ada 3 amal, seperti dalam hadits:
"Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendoakannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya"(HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, NasaI dan Ahmad).
2. pendapat kedua
madzhab syafii dan maliki berpendapat bahwa ibadah maliyah (seperti haji dan shadaqah) pahalanya masih bisa sampai ke mayit.
dan sebaliknya, ibadah badaniah (yg tidak bisa digantikan orang lain, seperti shalat) pahalanya tidak bisa dikirimkan.
sabda Rasul SAW: Seseorang tidak boleh melakukan shalat untuk menggantikan orang lain, dan seseorang tidak boleh melakukan shaum untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum (HR An-NasaI).
3. pendapat ketiga
dalil
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami (QS Al Hasyr: 10)
maksudnya kita bisa memintakan ampunan orang yg udah meninggal
trus gimana solusinya? pilih dalil yg menurutmu paling kuat

(aku pilih no 2)
adapun masalah (harus?) melakukan tahlilan pada malam harinya, atau 7/100/1000 hari setelah hari kematian, aku belum menemukan dalilnya, baik di hadits maupun alquran (mungkin berasal dari tradisi kejawen).
tambahan:
dalam thread ini, harus dibedakan antara:
- membaca tahlil (lailahaillallah) : boleh
- tahlilan (berkumpul bersama membaca kalimat tahlil di rumah si mayit) : tidak ada dalil
- bersedekah atas nama si mayit : boleh
- memohonkan ampunan dosa si mayit : boleh
- mengirimkan pahala buat si mayit : bisa, tapi tidak semua pahala bisa dikirimkan
- memberi makan petakziah : tidak ada dalil, yg ada malah sebaliknya
wallahu a'lam