Megha
New member
Pernah mendengar obrolan gadis dari Somerset yang kermudian menjadi istri raja? Atau PR yang menikah dengan Pangeran Denmark? Ya, hanya Kate Middleton kekasih pangeran William dari Inggris yang asalnya tidak seperti mereka.
Bayangkan jika dahulu Anda harus dilahirkan dari keluarga yang biasa makan (sehari-hari) dengan menggunakan sendok perak untuk mendapat kesempatan menjadi seorang putri raja. Sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Kebebasan dan perasaanlah yang akan membawa anda menuju altar kerajaan.
"Ada perubahan yang sangat luar biasa pada pernikahan anggota kerajaan karena pageran-pangeran sekarang menikah berdasarkan cinta tanpa melihat status pasangannya lagi," kata Richard Fitzwiliams, komentator kerajaan dan mantan editor International Who?s Who. ?Jadi, secara teori, cerita dongeng dapat menjadi kenyataan bagi setiap orang.? lanjutnya.
Walau kisah dongeng ini masih diperdebatkan, tapi kini calon putri raja bahkan diperbolehkan mempunyai masa lalu (misalnya bercerai, mempunyai anak haram, mantan pelaku kriminal). Tentu saja mereka tetap diharapkan memberikan keturunan, untuk mewarisi kerajaan. ?ini sesuatu yang buruk di mana telah terjadi pelanggaran hukum,? kate Trine Villemann, komentator kerajaan.
Kebanyakan dari gadis-gadis itu tidak punya bayangan bahwa konsep keluarga yang normal menurut keluarga kerajaan tidaklah sama seperti konsep keluarga normal yang rakyat pikirkan,? katanya. Mereka dihadapkan dengan tugas yang sangat berat, yakni menghubungkan nilai dan tradisi monarki kuno ke masyarakat modern. Saya pikir mereka dapat melakukannya. sebab mereka sebelumnya adalah para perempuan karier yang terbiasa menghadapi tantangan. Namun tetap saja itu beban yang berat dan tentunya tidak terpikirkan sedikit pun oleh mereka sewaktu sang pangeran meminangnya. Mungkin, memang tidak pernah terpikirkan.
Jadi, kehidupan gemerlap macam apa yang dijalani seorang putri di zaman modern ini?
Bayangkan jika dahulu Anda harus dilahirkan dari keluarga yang biasa makan (sehari-hari) dengan menggunakan sendok perak untuk mendapat kesempatan menjadi seorang putri raja. Sekarang hal itu tidak berlaku lagi. Kebebasan dan perasaanlah yang akan membawa anda menuju altar kerajaan.
"Ada perubahan yang sangat luar biasa pada pernikahan anggota kerajaan karena pageran-pangeran sekarang menikah berdasarkan cinta tanpa melihat status pasangannya lagi," kata Richard Fitzwiliams, komentator kerajaan dan mantan editor International Who?s Who. ?Jadi, secara teori, cerita dongeng dapat menjadi kenyataan bagi setiap orang.? lanjutnya.
Walau kisah dongeng ini masih diperdebatkan, tapi kini calon putri raja bahkan diperbolehkan mempunyai masa lalu (misalnya bercerai, mempunyai anak haram, mantan pelaku kriminal). Tentu saja mereka tetap diharapkan memberikan keturunan, untuk mewarisi kerajaan. ?ini sesuatu yang buruk di mana telah terjadi pelanggaran hukum,? kate Trine Villemann, komentator kerajaan.
Kebanyakan dari gadis-gadis itu tidak punya bayangan bahwa konsep keluarga yang normal menurut keluarga kerajaan tidaklah sama seperti konsep keluarga normal yang rakyat pikirkan,? katanya. Mereka dihadapkan dengan tugas yang sangat berat, yakni menghubungkan nilai dan tradisi monarki kuno ke masyarakat modern. Saya pikir mereka dapat melakukannya. sebab mereka sebelumnya adalah para perempuan karier yang terbiasa menghadapi tantangan. Namun tetap saja itu beban yang berat dan tentunya tidak terpikirkan sedikit pun oleh mereka sewaktu sang pangeran meminangnya. Mungkin, memang tidak pernah terpikirkan.

