jakaduriat
New member
Re: Welcome Bonus $100 NO Deposit dari ForexChief
Inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam suatu periode tertentu di sebuah wilayah.
Dalam kehidupan sehari-hari dan berita televisi, inflasi sudah lazim disebut-sebut. Namun, kebanyakan orang tak sungguh-sungguh memahami apa itu inflasi, melainkan semata-mata menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk saja. Nah, di sini kita akan mendalami arti inflasi yang sesungguhnya.
Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu periode tertentu di sebuah wilayah tertentu. Perhatikan bahwa inflasi tidak serta merta merupakan kenaikan harga saja. Jika warung bakso langganan Anda menaikkan harga, maka itu bukan inflasi. Namun, jika survei lembaga statistik telah menyimpulkan ada tren kenaikan harga bakso, soto, berbagai makanan lain, buah-buahan di pasar, pakaian di mall, perabotan, BBM, biaya kesehatan, biaya pendidikan, dan berbagai barang-jasa lainnya dalam satu periode tertentu (biasanya bulanan), maka itu berarti telah terjadi inflasi.
Inflasi berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
ketidaklancaran distribusi barang,
dan lain sebagainya.
Contohnya, apabila terjadi gempa di suatu provinsi, kemudian distribusi bantuan ke daerah tersebut terhambat padahal persediaan barang kebutuhan masyarakat terbatas. Apa yang akan terjadi? Harga berbagai barang di provinsi tersebut akan meningkat. Uang sebanyak Rp100,000 yang mungkin bisa dibelikan 10 kg telur ayam pada hari-hari biasa, boleh jadi hanya dapat dibelikan tujuh, enam, atau lima kilogram telur saja setelah gempa. Apabila ini terjadi pada barang-barang lainnya dan biaya layanan jasa pula serta berlangsung lama, maka akan timbul inflasi.
Dalam kondisi ekonomi normal pun tetap akan terjadi inflasi apabila pertumbuhan populasi meningkat, hingga permintaan akan barang dan jasa naik terus menerus. Buktinya, sebungkus permen berharga Rp25 pada era 1990an, sekarang harganya Rp100 atau Rp200. Jika dulu kita bisa membeli sebungkus permen dengan harga Rp 1,000; kini kita harus merogoh kocek sebanyak 10,000.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya daya beli mata uang secara terus menerus. Selain itu, istilah inflasi digunakan untuk mendefinisikan peningkatan jumlah uang beredar yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Cara Mengukur Inflasi
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi. Namun umumnya, inflasi ditilik dari indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) dan indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI).
CPI mengacu pada harga-harga barang dan jasa di tingkat konsumen (harga yang kita bayarkan ke toko atau penyedia jasa). Karena langsung sesuai dengan kondisi pengguna, maka data CPI merupakan acuan inflasi paling penting. Sedangkan PPI berdasarkan harga-harga di tingkat produsen, atau dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang dan menyediakan jasa. Biasanya, data-data ini dirilis setiap bulan oleh badan statistik setiap negara dan menjadi bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan oleh pemerintah, bank sentral, pengusaha, maupun investor dan trader di pasar finansial.
SUMBER :www.seputarforex.com
Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia
Pengertian Inflasi Pada Perekonomian Dunia
Inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam suatu periode tertentu di sebuah wilayah.
Dalam kehidupan sehari-hari dan berita televisi, inflasi sudah lazim disebut-sebut. Namun, kebanyakan orang tak sungguh-sungguh memahami apa itu inflasi, melainkan semata-mata menganggapnya sebagai sesuatu yang buruk saja. Nah, di sini kita akan mendalami arti inflasi yang sesungguhnya.
Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam suatu periode tertentu di sebuah wilayah tertentu. Perhatikan bahwa inflasi tidak serta merta merupakan kenaikan harga saja. Jika warung bakso langganan Anda menaikkan harga, maka itu bukan inflasi. Namun, jika survei lembaga statistik telah menyimpulkan ada tren kenaikan harga bakso, soto, berbagai makanan lain, buah-buahan di pasar, pakaian di mall, perabotan, BBM, biaya kesehatan, biaya pendidikan, dan berbagai barang-jasa lainnya dalam satu periode tertentu (biasanya bulanan), maka itu berarti telah terjadi inflasi.
Inflasi berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
ketidaklancaran distribusi barang,
dan lain sebagainya.
Contohnya, apabila terjadi gempa di suatu provinsi, kemudian distribusi bantuan ke daerah tersebut terhambat padahal persediaan barang kebutuhan masyarakat terbatas. Apa yang akan terjadi? Harga berbagai barang di provinsi tersebut akan meningkat. Uang sebanyak Rp100,000 yang mungkin bisa dibelikan 10 kg telur ayam pada hari-hari biasa, boleh jadi hanya dapat dibelikan tujuh, enam, atau lima kilogram telur saja setelah gempa. Apabila ini terjadi pada barang-barang lainnya dan biaya layanan jasa pula serta berlangsung lama, maka akan timbul inflasi.
Dalam kondisi ekonomi normal pun tetap akan terjadi inflasi apabila pertumbuhan populasi meningkat, hingga permintaan akan barang dan jasa naik terus menerus. Buktinya, sebungkus permen berharga Rp25 pada era 1990an, sekarang harganya Rp100 atau Rp200. Jika dulu kita bisa membeli sebungkus permen dengan harga Rp 1,000; kini kita harus merogoh kocek sebanyak 10,000.
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya daya beli mata uang secara terus menerus. Selain itu, istilah inflasi digunakan untuk mendefinisikan peningkatan jumlah uang beredar yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Cara Mengukur Inflasi
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi. Namun umumnya, inflasi ditilik dari indeks harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) dan indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI).
CPI mengacu pada harga-harga barang dan jasa di tingkat konsumen (harga yang kita bayarkan ke toko atau penyedia jasa). Karena langsung sesuai dengan kondisi pengguna, maka data CPI merupakan acuan inflasi paling penting. Sedangkan PPI berdasarkan harga-harga di tingkat produsen, atau dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang dan menyediakan jasa. Biasanya, data-data ini dirilis setiap bulan oleh badan statistik setiap negara dan menjadi bahan pertimbangan untuk pembuatan keputusan oleh pemerintah, bank sentral, pengusaha, maupun investor dan trader di pasar finansial.
SUMBER :www.seputarforex.com
Facebook ForexChief Indonesia
Twitter ForexChief Indonesia