Bls: Orang Bali lebih peduli tempat ibadah daripada sesama manusia
Yang lebih mengherankan lagi mereka berlomba-lomba memperbesar tempat ibadanya tetapi lupa sama sesama. banyak orang miskin, pengemis dijalanan. Saya nggak tahu apakah itu cara mereka mengamalkan agamanya
om swastiastu,
pertama anda orang bali bukan?
kalo orang bali pasti anda mengerti...
saya pun tidak setuju tentang memberikan uang pada pengemis dengan cuma-cuma, kenapa? karena dengan begitu hanya membuat mereka lebih malas!, anda kasian dengan pengemis? coba anda liat tukang sampah! mreka jauh lebih baik dari pada pengemis... mreka berusaha untuk hidup, bukan berusaha untuk di kasihani...
apalagi di bali... di bali semua kegiatan bisa jadi uang! lapangan pekerjaan masih luas!, berbeda dengan di jawa yang udah semakin krodit dan sempit dalam mencari pekerjaan...
intinya pengemis itu pemalas untuk di bali!
karena banyak sekali pekerjaan yang bisa dia dapatkan "JIKA MAU" buruh bangunan, tukang sampah, dsb...
intinya mreka cuma ingin dapat uang gratis..
bayang kan bila 1 hari ada 1000 orang seperti anda yang memberi 500 rupiah x 1000, dengan modal 1 minggu sebenarnya dia bisa memulai usaha, tapi karena MEREKA MALAS! makanya tetap seperti itu di tambah lagi dengan adanya orang2 seperti anda yang tidak menyadari apa yang telah anda perbuat hanya membuat mereka semakin malas...
kembali lagi ke masalah tempat ibadah kenapa di rombak...
pertanyaan lagi, anda orang bali tidak?
kalo anda orang bali simak ini,
merajan atau sanggah tempat ibadah keluarga,
nah "APAKAH KELUARGAMU AKAN TETAP SEGITU-SEGITU AJA?"
dalam arti kamu tidak punya anak, cucu, cicit???
nah bila mrajan atau sanggah tidak kamu rombak bagaimana cara kluarga besar mu beribadah? kita tidak berbicara sekarang, tapi lihat 100 tahun lagi, kamu sudah punya berapa ratus penerus GEN?
dan apakah tempat ibadah itu bakal cukup untuk sekian ratus GEN mu itu?
sekian dan terima kasih...
saya orang bali dan masih muda dan saya agak tersinggung dengan kata2 anda jadi saya jelaskan di sini.
thx.
om santih, santih, santih, om